PEKANBARU - Meskipun telah melewati bulan Ramadhan dan lebaran, ternyata harga di beberapa produk sembako tidak turun, malah menanjak naik secara perlahan. Salah satunya adalah ayam potong dan telur ayam.

Hal ini menimbulkan kecemasan, terutama bagi pedagang nasi Ampera di Kota Pekanbaru yang harus berpikir keras agar kenaikan harga tersebut tidak signifikan dalam memengaruhi dagangannya.

Pantauan GoRiau.com, sebelum Ramadhan 2018, harga daging ayam di beberapa pasar di Panam berkisar Rp23.000 - 25.000 perkilogram, dan telur ukuran paling kecil Rp18.000 - Rp19.000 persetengah papan atau 15 butir.

Kini, harga ayam potong melonjak hingga dikisaran Rp32.000 perkilogram, dan telur ayam ukuran terkecil seharga Rp20.000 persetengah papan. Padahal, sebelumnya pun baik Bulog maupun Komisi II DPRD Riau yang membidangi masalah pengadaan pangan dan logistik telah menjanjikan dan menjamin bahwa persediaan sembilan kebutuhan pokok (Sembako) terjamin hingga beberapa bulan kedepan, sehingga peningkatan harga dapat dikendalikan.

Faktanya, kini para pedagang nasi Ampera mengaku mulai khawatir akan keberlangsungan usahanya, dikarenakan lauk - pauk yang disajikan untuk konsumen adalah berbahan baku ayam dan ikan.

"Naik - naik terus harganya. Ibu mau jualan juga jadi payah, mau dikecilkan potongannya, mau sekecil apa? Nanti harganya dinaikkan, banyak yang ngeluh," ujar seorang pedagang nasi Ampera yang memiliki warung kecil di pinggiran Jalan Soebrantas, Ibu Devi.

"Saya sudah pusing ini, harganya (ayam potong, red) nggak turun - turun, yah mau gimana lagi," ujar pedagang lain sambil tertawa. ***