BENGKALIS - Dalam rangka mengoptimalkan peran organisasi profesi dalam mendukung pembangunan daerah, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Bengkalis melakukan kunjungan silaturahmi dan berdiskusi dengan pimpinan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau di Pekanbaru, Kamis (4/10/2018).

Kunjungan ISEI Bengkalis ini diterima Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau, Siti Astiyah didampingi Kepala Divisi Irwan Mulawarman, Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi dan Jajarannya.

Sementara Ketua ISEI Bengkalis Rinto membawa sejumlah pengurus dan OPD terkait lingkup Pemerintah Kabupaten Bengkalis seperti Kabid Ekonomi Bappeda yang juga Wakil Ketua ISEI, M. Firdaus, Sekretaris ISEI yang juga Kasubbag Program Bapenda Boyke Lefino, Kabag Pengadaan Barang dan Jasa M Tarmizi, Kasubbag Ekonomi Bagian Ekonomi Ediyanto dan juga Wakil Ketua II STIE Syariah Bengkalis Muhammad Elsa Tomisa serta beberapa pengurus ISEI lainnya.

Dikatakan Rinto, setidaknya ada 4 poin yg didiskusikan bersama Bank Indonesia. Pertama, optimalisasi Tim Pengendali nflasi Daerah (TPID) Kabupaten Bengkalis.

"TPID merupakan bagian dari agenda dan program yg digagas oleh Bank Indonesia yang menuntut peran besar dari daerah untuk mengendalikan inflasi melalui peningkatan nilai tambah produk Industri Kecil dan Menengah, Koperasi dan produk-produk unggulan daerah seperti sektor pertanian, perikanan, perkebunan, kerajinan dan sektor UMKM lainnya," terang Rinto.

Menurutnya, dari diskusi itu, BI menyarankan dua hal utama yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis untuk mengoptimalkan TPID di daerah. Yaitu, Penguatan Kelembagaan dan lenyiapan neraca pangan atau pemetaan potensi industri kecil dan UMKM.

"Untuk dua hal ini tentu akan menjadi fokus dan PR (pekerjaan rumah) kita nantinya untuk ditindaklanjuti di Bengkalis khususnya bagian ekonomi setda selaku leading sector yg menangani TPID," ujar Rinto.

Kemudian, lanjut Rinto, pelaksanaan Forum Pembangunan Ekonomi Daerah oleh Bappeda. Ini merupakan wadah untuk mensinergikan program pembangunan ekonomi di daerah yang bersifat multisektor sehingga akan ada saling menguatkan satu sama lain.

"Agenda ini akan mulai optimal tahun 2019 mendatang dan Bank Indonesia telah bersedia mendukung pelaksanannya di Kabupaten Bengkalis," imbuhnya.

Sementara itu hal ketiga yang didiskusikan yakni rencana Pendirian Bank Mini di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah Bengkalis. Ini merupakan upaya untuk memperkuat proses pembelajaran bagi mahasiswa dalam pengelolaan dan manajemen perbankan yang berkonsep syari'ah sehingga dapat menjadi model pembelajaran praktis yg sangat baik.

"Untuk hal ini BI menyarankan untuk mendiskusikan secara detail dgn otoritas jasa keuangan (OJK) karena fungsi OJK lebih dominan dalam menangani hal tersebut. Namun Kepala BI Ibu Siti Astiyah menyatakan Bank Indonesia akan mendukung STIE Syariah melalui Program BI mengajar. Melalui program BI mengajar ini BI akan secara rutin mengirimkan ahlinya untuk mengajar di STIE Syariah Bengkalis," jelas Rinto seraya program BI disambut baik dan mendapat ucapan terima kasih dari Muhammad Elsa Tomisa selaku Wakil Ketua II STIE Syariah yang ikut hadir dalam diskusi tersebut.

Terakhir, Ketua ISEI menyebutkan pihaknya dan BI membahas tentang permodalan bagi usaha masyarakat. BI, cetus Rinto, menerangkan pihaknya secara kontinyu memang melakukan pembinaan pada usaha-usaha masyarakat yang dinilai memiliki potensi perkembangan ke depan dan Kabupaten Bengkalis menjadi bagian yang masuk dalam program tersebut.

"Selain itu ada beberapa hal yang kita diskusi dan menjadi masukan berharga bagi ISEI dalam penguatan program tahun 2019 serta masukan bagi pemerintah kabupaten bengkalis untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi ke depan," tutup Rinto. ***