PEKANBARU - Banyak fenomena unik dan janggal pada acara debat kandidat pemilihan gubernur Riau 2018 putaran kedua di Ballroom Hotel Labersa. Pertama panitia penyelenggara terkesan cuek dengan masalah teknis yang sangat mengganggu sejumlah pasangan calon gubernur Riau. Kedua tim sorak perang yel-yel 'ganti gubernur' dan 'lanjutkan'.

Paslon nomor urut 1, Syamsuar - Edy Nasution tidak mendapatkan wireless mic yang tidak bagus. Sejak mulai acara hingga acara berlangsung. Begitu juga dengan Cagub nomor 2 Lukman Edy juga mendapat hal serupa.

Berbeda dengan yang lainnya mendapat mic bagus, terkhusus paslon nomor 3 Firdaus - Rusli Efendi dan 4 Arsyadjuliandi Rachman - Suyatno. Suara kedua paslon itu sangat bersih dan jelas terdengar.

Hingga acara debat selesai, bagian teknis acara juga terlihat tidak cepat tanggap dengan kondisi itu. Begitu juga dari KPU dan Bawaslu yang seolah tidak mempedulikan hal itu. Sehingga terlihat jelas dari wajah sejumlah paslon pasrah menerima mic wireless yang rusak itu.

Kemudian, selama acara debat berlangsung tim sorak masing-masing pendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau beradu siapa suara yang keras ketika jagoan mereka memberikan jawaban.

Menariknya, tim sorak pendukung paslon 1, 2 dan 3 berkisar 450 orang kompak menyerukan 'ganti gubernur' meski tidak waktunya untuk menyuarakan yel-yel. Tidak mau kalah, tim paslon nomor 4 yakni petahana menjawab 'lanjutkan'.

Ketua Bawaslu Provinsi Riau, Rusidi pada kesempatan itu meminta waktu kepada pembawa acara untuk berbicara. "Jika masih ada tim pendukung yang bersuara menyampaikan yel-yel saat paslon debat, maka debat kandidat ini akan dihentikan," sebutnya.

Dijawab spontan oleh tim pendukung dari beberapa Paslon 'Hentikan...Hentikan...Hentikan, jika tidak cek mic wireless paslon yang rusak'.

Debat kandidat yang disiarkan secara langsung RTv dengan pembawa acara Robert Harianto dari Jakarta, ini diawali pembacaan syair tentang tunjuk ajar Melayu tentang seorang pemimpin.

Setelah pembacaan ayat surci Al-qur’an, debat yang bertema BERPANTUN (Bersih Partisipatif Adil dan Santun) Majulah Riau, dilanjut dengan pembacaan doa kemudian disusul menyanyikan lagu Indonesia Raya.***