PEKANBARU - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Provinsi Riau mulai mendeteksi kemunculan titik panas (Hotspot) di beberapa kabupaten. Hotspot itu terpantau sejak tiga hari belakangan.

Meski titik panas ini tak sepenuhnya merupakan kebakaran lahan, namun kemunculannya perlu diwaspadai, apalagi sekarang Provinsi Riau tengah berada di musim kemarau. Hal tersebut bisa jadi peringatan dini terhadap potensi kebakaran lahan.

Bahkan dibeberapa tempat, sempat dilaporkan terjadinya kebakaran lahan dan hutan (Karlahut), khususnya dalam dua hari belakangan ini. Karlahut tersebut tentu berimplikasi dengan terdeteksinya hotspot (titik panas, red).

Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin mengatakan, titik panas memang sudah mulai terpantau sejak Minggu (8/1/2017) lusa lalu. ketika itu ada sekitar enam hotspot yang terdeteksi satelit.

Sementara kemarin (Senin), titik panas sempat meningkat menjadi tujuh spot, yang menyebar di Kabupaten Siak dan Pelalawan dengan masing-masing tiga hotspot, serta satu titik panas di Kuansing.

Sedangkan sore ini, BMKG mencatat ada sembilan titik panas yang menyebar di Riau. Tiga titik berada di Rohil, tiga titik di Rohul, dua titik panas di Kabupaten Siak dan satu titik panas di Kepulauan Meranti.

Musim kemarau ini, ungkap dia, berlangsung sampai Februari 2017 nanti. "Ini yang harus diwaspadai terutama daerah yang berpotensi rawan kebakaran," jelasnya.

Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur menyampaikan, pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memonitor sebaran hotspot tersebut.

"Kita koordinasi dengan BMKG. Dari data hospot, kita langsung lakukan pemeriksaan. Memang sempat ditemukan titik panas di sejumlah daerah seperti Inhu, Kuansing dan Siak, namun sudah berhasil diatasi," jelasnya.

Pihaknya, kata Jim, tetap mewaspadai munculnya titik-titik panas itu dengan meningkatkan koordinasi antar wilayah. Ini penting guna mencegah terjadinya kebakaran lahan dan hutan, seperti yang melanda Riau tahun sebelumnya (2015). ***