USAHA KULINER di Indonesia telah terkena pukulan pandemi Covid-19 yang membuat roda perekonomian bisnis mereka terhenti sementara. Tapi di sisi lain ada juga yang masih bisa bertahan, bangkit dan siap jalani usaha kulinernya meski telah dihantam Corona, ini dia kisahnya.

Sonia Wimala (29), seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau masih tetap bertahan memasarkan produk kulinernya yang diberi nama My Cemilan.

My Cemilan ini menyediakan empat produk diantaranya salad buah, pancake durian, dimsum dan tomyam instan. Hampir setiap hari, My Cemilan kebanjiran orderan meski pandemi Covid-19 tengah menghantam perekonomian semua orang. 

Saat GoRiau.com menyambangi kediamannya, Nia sapaan akrab ibu muda ini sedang membuat pesanan pelanggannya. Ia terlihat begitu semangat membuat makanan cemilan itu. Tidak heran jika produk makanan buatannya selalu dipesan orang, sebab selain rasanya yang enak, pengemasannya juga sangat rapi dan bersih. 

"Pandemi Covid-19 bukan halangan untuk membuka usaha, khususnya usaha makanan dan minuman. Justru saat pandemi banyak orang yang membuka usaha kuliner untuk menambah penghasilan," kata Nia sambil terus bekerja menyiapkan pancake mangganya. Pancake mangga ini, kata Nia, dijual Rp 12.000 dalam satu pack yang isinya 6. Sebelum disantap saat santai sore hari, pancake mangga ini sebaiknya didinginkan dahulu di lemari es. Sebab cream dan mangganya akan terasa nikmat disetiap gigitan.

"Creamnya kita soft dan creamy banget, ditambah dengan buah mangga yang seger dan manis. Jadi kalau soal rasanya,ga bohong deh enaknya. Kita bisa share testimoni pelanggan My Cemilan," kata Nia, Selasa (10/11/2020).

Dan karena ini tidak ready stok, makanya My Salad membuka PO melalui media sosial Facebook, Instagram dan WhatsApp. Kuota setiap hari juga terbatas, karena owner My Cemilan ini bekerja sendiri dan masih banyak produk lainnya yang dibuatnya. Seperti Salad buah, Dimsum dan Tomyam.

Pandemi ini, kata Nia, tidak membuat pencinta salad buah berhenti belanja jajanan kegemaran mereka. Masyarakat tetap menyantap salad buah kesukaannya meski mengandalkan ojek online.

Sementara di My Cemilan, pesanan pelanggan diantar pada jam-jam tertentu tanpa dikenakan ongkos kirim khusus kecamatan Mempura dan Siak.

Demikian juga untuk mereka yang gemar dengan Chinese food, seperti dimsum dan tomyam. Kedua menu andalan ini juga sangat cocok disantap sore menjelang malam, apalagi di musim penghujan ini. 

"Kita tahu mereka yang gemar makan dimsum dan tomyam ini juga bisa membuatnya sendiri, hanya saja mereka tidak cukup waktu untuk mengolah makanan di dapur. Makanya suka memesan dengan kami yang memanfaatkan waktu luang untuk membuat jajanan sehat dan higienis. Apalagi harga di My Cemilan sangat ramah di kantong," kata perempuan 1 anak ini. 

Kata Nia, masa pandemi Covid-19 yang sedang terjadi saat ini, salah satu peluang usaha yang masih berpotensi mendatangkan pundi-pundi rupiah adalah bisnis kuliner dengan memanfaatkan platform online.

"Yang terpenting itu jika akan merintis usaha kuliner baru, jangan takut untuk memulai. Masalah pasti akan selalu muncul baik saat pandemi maupun tidak, jadi mereka yang kreatif akan tetap bertahan di masa pandemi Covid-19 ini," imbuhnya.

Nia sendiri memulai usaha kuliner itu dari hobby memasak dan makan buah, ternyata belakangan menjadi usaha yang benar-benar bisa membantu penghasilan keluarga dan orang-orang di sekitarnya yang kadang membantunya saat kebanjiran orderan.

Ke depan, Sonia Wimala berencana memiliki toko sendiri, dan memasarkannya tidak hanya lewat online, namun bisa datang ke toko.

"Saya juga akan terus berinovasi dan menambah varian, sehingga banyak pilihan dari kreasi yang terus saya kembangkan sesuai selera pasar," ucapnya.

Tidak hanya sampai di situ, dia juga akan menciptakan penganan yang bernuansa Melayu, sehingga karyanya akan menjadi penganan oleh-oleh yang layak dibawa pulang oleh wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Siak.

"Itu mimpi besar saya. Saya ingin usaha saya benar-benar menjadi bagian dari masyarakat Siak, dicintai karena cita rasanya, dan khas Siak," sebutnya. ***