PEKANBARU - Kasus positif Covid-19 di Provinsi Riau meningkat tajam sejak dua hari terakhir. Di mana dalam sehari ini saja, Selasa (23/6/2020), terjadi penambahan sebanyak 27 kasus baru, dengan total keseluruhannya mencapai 193 kasus.

Direktur Eksekutif Pijar Melayu, Rocky Ramadani menyampaikan rasa prihatin atas lonjakan tajam jumlah pasien positif di Riau tersebut. Menurutnya, hal ini sebenarnya bisa diminimalisir bila semua pemangku kepentingan melakukan antisipasi melalui upaya sosialisasi New Normal dan pelaksanaan protokolnya sesuai yang telah dirilis Kementerian Kesehatan.

Di sisi lain, Rocky menghawatirkan kesalahpahaman dan ketidakpedulian masyarakat dalam mematuhi protokoler kesehatan. Padahal tiga pondasi pentingnya tidaklah sulit dilakukan melalui sering mencuci tangan, menggunakan masker serta menjaga jarak. Karenanya diperlukan kedisiplinan tinggi di tengah masyarakat agar bumi Melayu Riau tidak menjadi episentrum baru penyebaran virus Corona.

Semenjak konsep new normal diterapkan, pasien positif corona terus bertambah. Salahsatunya terkait temuan cluster baru di salah satu Bank BUMN di Pekanbaru. Hal ini dimulai oleh DH, karyawan BUMN perbankan yang pertama positif. Sejak awal sudah dinyatakan hasil rapid tesnya reaktif. Dan setelah dilakukan swab massal untuk karyawan Bank tersebut kembali bertambah 7 orang yang positif pada Jumat (19/6/2020).

"Kenaikannya cukup signifikan dan ini perlu perhatian serius semua pihak yang berkepentingan. Perlu dicatat, fasilitas kesehatan di Riau tidak sebaik DKI Jakarta dan Jawa Timur misalnya, sehingga jika pandemi ini meluas, penanganannya bakal jauh lebih sulit," ujar Rocky.

Pijar Melayu sebagai kelompok kajian strategis menilai bahwa lonjakan yang begitu drastis pasien positif di Riau pasca penerapan New Normal karena minimnya sosialiasi pada masyarakat dan minimnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokoler kesehatan.

"Untuk itu, Pijar Melayu akan melakukan kegiatan dalam waktu dekat dengan mengajak seluruh simpul civil society baik itu pemuka adat, tokoh pemuda, organisasi pedagang pasar, organisasi pekerja dan seluruh kelembagaan yang ada di Bumi Melayu Riau untuk urun rembuk menyikapi persoalan tersebut," tukasnya. (rls)