SELATPANJANG - Sejumlah tokoh yang terdiri terdiri dari berbagai macam unsur dan lembaga meminta kepada Calon Bupati Kepulauan Meranti, H Adil untuk melakukan Tabayun (klarifikasi) atas ucapan yang dilontarkannya saat debat publik kandidat Pilkada pada Senin (24/11/2020) malam lalu.

Didalam satu sesi, calon Bupati H Adil dianggap mengeluarkan kata-kata tidak pantas dan terkesan mengandung unsur penghinaan.

Dimana dalam satu kalimat, H Adil melontarkan kata Meranti sangat tertinggal, Meranti orang paling bodoh di Riau.

Sejumlah tokoh seperti ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Kepulauan Meranti, H Ridwan Hasan, ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), ketua Ketua DPW FPI Kepulauan Meranti, Hendrizal alias Bocang, Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kepulauan Meranti, Ramlan Abdullah, Ketua MUI Kepulauan Meranti, H Mustafa, Ketua Muhamadiyah Kepulauan Meranti, Kasat Intel Polres Kepulauan Meranti AKP Syaiful, Kasat Sabhara, AKP Jufri, dan tokoh masyarakat serta pemuda lainnya.

Mereka yang difasilitasi berkumpul di Gedung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kepulauan Meranti, Rabu (25/11/2020) sore untuk menyatukan persepsi dalam menyikapi persoalan tersebut agar tidak terjadi persoalan baru yang mengakibatkan perpecahan antar golongan.

Ketua LAMR Kepulauan Meranti, Datuk Sri Muzamil Baharudin mengatakan pihaknya dihubungi dan diminta oleh masyarakat Kepulauan Meranti baik yang berada dalam maupun diluar daerah untuk menyelesaikan permasalahan ini.

"Dalam beberapa hari ini kita dihubungi oleh beberapa masyarakat yang berada didalam maupun diluar daerah untuk mengatasi persoalan ini. Makanya kita minta seluruh stakeholder untuk hadir dan duduk bersama untuk menyelesaikan masalah ini sehingga tidak menimbulkan masalah baru. Ini kampung Kita, kita tidak mau kampung ini dicemeeh dan dilecehkan dan kita juga sudah memaklumi hal ini sehingga tidak menjadi batu api dan pemicu masalah baru," kata Muzamil.

Ketua Ketua DPW FPI Kepulauan Meranti, Hendrizal alias Bocang, dalam penyampaiannya mengatakan pihaknya sangat kecewa dengan pernyataan tersebut, namun dia tetap meminta kepada yang bersangkutan untuk melakukan klarifikasi.

"Sikap kami, tentu saja kita tidak menerima dikatakan bodoh. Namun kita juga memberikan kesempatan untuk kandidat tersebut untuk tabayyun, apakah sesuai bahasa itu dengan pemikiran kita, atau hanya dalam pikiran dia. Kita tidak ingin keributan, persoalan ini jika tidak diselesaikan akan meluber kemana-mana. Untuk itu mari kita selesaikan dengan bijaksana agar tidak jadi persoalan baru," kata Bocang.

Salah seorang tokoh pemuda juga menyayangkan hal tersebut terjadi, sehingga dia meminta hal ini perlu diluruskan agar tidak ditanggapi beragam yang bisa memecahkan persatuan.

"Kalimat Meranti bodoh berpotensi menimbulkan perpecahan. Kita Kalau dikatakan miskin tidak akan tersinggung karena kondisi kita memang begitu, tapi kalau dikatakan bodoh ini akan jadi pemicu dan masyarakat tersinggung. Untuk itu hal yang demikian harus diambil sikap yang tegas," kata Syamsuar.

Sementara itu Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kepulauan Meranti, Ramlan Abdullah mengatakan tindakan untuk mengambil sikap dengan menyamakan persepsi merupakan tindakan yang tepat agar masyarakat tidak terpancing terhadap permasalahan ini.

"Harus diambil sikap, nanti takut masyarakat tersinggung, kami harap masyarakat tidak terpancing terhadap persoalan ini. Kita juga sangat menyayangkan hal ini karena calon pemimpin tidak bisa mengendalikan diri dan emosinya, ini kampung kita jadi tidak ada yang harus kita remehkan," kata Ramlan.

"Kita maunya Pilkada ini terselenggara dengan baik, siapapun yang terpilih nanti itulah bupati kita tanpa adanya gesekan. Mungkin itu akibat kesalahan penyampaian ataupun pemilihan kosakata yang tidak tepat sehingga diartikan berbeda. Kita juga Minta kepada warganet untuk tidak melakukan upaya-upaya menggoreng opini sehingga membuat situasi menjadi memanas," kata Ramlan lagi.

Untuk itu kata Ramlan, pihaknya diminta untuk melakukan fasilitasi dalam upaya penyampaian klarifikasi sehingga hal tersebut dapat dimaklumi masyarakat luas.

"Kita dari NU minta yang bersangkutan menyampaikan tabayyun saat acara istigosah Pilkada damai nantinya. H Adil harus mengklarifikasi atas ucapannya yang mungkin salah penyampaian atau mungkin punya alasan tertentu untuk menyampaikan perkataan seperti itu, agar masyarakat bisa memakluminya," pungkas Ramlan.***