PEKANBARU - Anggota Komisi IV DPRD Pekanbaru, Roni Pasla meminta Wali Kota Pekanbaru merespon dengan baik penyerahan aset Pasar Cik Puan yang sudah dihibahkan dari Pemprov Riau.

Sebagai info, setelah terbengkalai selama bertahun-tahun, aset Pasar Cik Puan akhirnya diserahkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau ke Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru. Penyerahan aset antara Pemprov Riau dengan Pemko Pekanbaru ini difasilitasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Sekarang Pemko harus mempercepat pembangunan Pasar Cik Puan yang sudah lama sekali terbengkalai, ini para pedagang sudah lama meresahkan pasar ini," kata Politisi PAN ini, Rabu (28/4/2021)

Pasar Cik Puan, diharapkan Roni bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pekanbaru, sehingga dia sangat menginginkan supaya pasar ini segera beroperasi, dan tentunya harus melalui kajian terlebih dahulu.

"Sekarang sudah diterima, kita lihat dulu Pemko ini maunya seperti apa. Apakah di kelola sendiri, di BOP atau di pihak ketigakan, kita berharap ini disegerakan agar manfaatnya terasa oleh masyarakat," jelasnya.

Terakhir Roni meminta agar Pemko Pekanbaru membangun pasar ini tidak dengan konsep yang 'sok-sok' modern, tetapi pasar ini harus dijadikan pasar tradisional yang higienis dan betul-betul sesuai dengan kondisi yang sekarang.

Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Riau, Husaimi Hamidi mengingatkan Wali Kota Pekanbaru, Firdaus untuk memaksimalkan aset Pasar Cik Puan yang saat ini sudah 'dikuasai' 100 persen oleh Pemko Pekanbaru.

"Ini titik terang agar pasar tersebut dapat segera dikelola setelah sekian lama terbengkalai, jadi ini saya memandang ini positif, dulu kan tanah punya Pemprov, bangunan punya Pemko, sekarang kan sudah diserahkan ke Pemko," ujar Husaimi, Rabu (28/4/2021).

Husaimi mengingatkan Pemko Pekanbaru untuk bisa mengembangkan pasar tersebut dengan APBD Kota Pekanbaru, jangan sampai memakai pihak ketiga yang nantinya akan merugikan masyarakat.

Karena, jika menggunakan pihak ketiga, orientasi keberadaan pasar itu sepenuhnya akan mengarah bisnis, artinya biaya sewa otomatisbmenjadi mahal dan justru memberatkan pedagang yang sudah lama berdagang disana.

"Kita ingin pedagang kita terbantu, kalau pihak ketiga murni bisnis nanti. Harga kiosnya tinggi, demo lagi nanti, kan kasihan kita," tambah Husaimi.

Husaimi menyarankan, bentuk pasar cik puan harus tetap dengan konsep pasar rakyat saja, jangan dibawa-bawa ke konsep pasar modern seperti yang pernah dicanangkan Pemko beberapa waktu lalu.

"Pasar rakyat saja. Sekarang pasar rakyat di Pekanbaru sudah tidak ada lagi kan. Adanya pasar kaget, Sore-sore pedagang berkumpul di satu tempat," jelas Ketua Fraksi Gabungan DPRD Riau tersebut. ***