SELATPANJANG - Sejauh ini pemasaran sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti masih memasarkan sagu kering atau tepung sagu ke luar Meranti, dengan adaya pola kemitraan akan merubah bahan baku sagu jadi produk siap konsumsi.

"Usaha mikro kecil disini masih perlu mitra supaya sagu ini bisa lebih dikembangkan. Dari jumlah produksi sagu mencapai 80 ribu sampai 90 ribu ton itu pasarnya selama ini hanya ke Cirebon dan Malaysia. Nah ini kita coba ubah mengolah dengan pola kemitraan ini sehingga usaha mikro bisa terbantu, jadi menambah nilai produk dari kering jadi produk-produk yang bisa dipasarkan konsumen tidak hanya bahan baku," ujar Sekretaris Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha, Wardoyo SSos MM, saat berbincang-bincang dengan GoRiau.com, Kamis (14/3/2019) siang.

Kata Wardoyo pula, kalau bisa produk pengolahannya ada di Kabupaten Kepulauan Meranti sehingga setelah keluar jadi produk-produk yang sudah siap di konsumsi oleh konsumen.

"Di Meranti sendiri sudah punya 368 produk olahan, jadi ini yang harus dikembangkan," ucapnya.

Menurut Wardoyo, kalau produksi sagu masih basah dijual keuntungannya tidak di usaha produksi ini justru kepada pembeli, jadi inilah yang perlu didorong untuk ditingkatkan.

"Usaha menengah dan usaha besar yang siap menjadi mitra ini harus siap bagaimana cara mengolah sagu agar sagu olahannya tetap baik dan berkualitas. Nah usaha-usaha besar inilah nantinya yang akan menjadi mitra usaha-usaha kecil menengah," jelasnya.

Wardoyo juga berharap, usaha mikro kecil ini tidak usaha kecil-kecil begitu saja, tetapi dihimpun dalam sebuah himpunan yang besar sehingga bisa didorong menjadi koperasi.

"Kalau sudah menjadi koperasikan anggota-anggotanya ini bisa memproduksi lebih besar dan bagian infosition terhadap mitra usahanya juga bisa lebih besar," ungkapnya.

Sementara itu, Asisten II Setdakab Kepulauan Meranti, Said Asmaruddin mengungkapkan bahwa dari Pemda mendukung penuh atas kerjasama yang terjalin antara Pemkab Meranti dengan pihak Kementrian.

"Kita dari Pemda tentu sangat mendukung program ini, terimakasih kami ucapkan kepada pihak kementrian yang telah memperhatikan dan membantu dengan berbagai bentuk program. Kedepan kita berharap kegiatan ini bisa berlanjut dan lebih dikembangkan lagi," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Disperindag Kabupaten Kepulauan Meranti, M Azza Fahroni, menambahkan bahwa dengan adanya pola kemitraan tersebut tentunya akan meningkatkan perekonomian di Kabupaten termuda di Provinsi Riau itu.

"Bayangkan saja saat ini sagu basah dijual dengan harga Rp.1.200 perkilo, sedangkan setelah dikeringkan atau sudah menjadi tepung harga mencapai kisaran Rp.6.000," tuturnya.

Kemudian, kata Azza lagi, apabila tepung sagu diolah menjadi bermacam produk olahan tentu harga akan semakin tinggi.

"Kalau sudah diolah tentu harganya akan semakin tinggi. Jadi ini yang harus kita kembangkan," ungkapnya.***