JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Kampar membangun kerjasama dengan BKSDA Provinsi Riau untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup melalui ekowisata dan kearifan lokal tanpa perusakan hutan dan lahan konservasi.

Perjanjian dengan dilakukan penandatanganan kerjasama Pemkab Kampar dan BKSDA Riau ini disaksikan oleh Dirjend KSDA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Rabu (13/3/2019) di Jakarta. Perjanjian ini juga ditandatangani oleh Kepala Balai BKSDA Riau, Suharyono.

Dalam penandatanganan ini, Bupati Kampar didampingi Staf Ahli, Asisten, DLH, PUPR, Dinas Pariwisata, pegiat alam dan peduli lingkungan, serta para Kabag kerjasama Setdakab Kampar.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/14032019/1jpg-7914.jpg

Bupati Kampar, Catur Sugeng Susanto dalam sambutannya menjelaskan tentang gambaran kawasan rimbang baling yang di dalamnya terdapat 9 desa dalam keadaan terisolir sehingga menyebabkan rendahnya tingkat perekonomian, pendidikan, akses kesehatan.

"Maka disinilah Pemkab Kampar melihat harapan masyarakat akan kebutuhan jalur interpretasi yang akan memberikan harapan baru bagi masyarakat disana dengan telah dibangunnya kerjasama dengan BKSDA Riau ini.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/14032019/2jpg-7913.jpg

"Jalur interpretasi yang menjadi penghubung sembilan desa yang berada di kawasan, inti bukit rimbang baling semoga memberikan harapan baru bagi masyarakat disana. Dan kedepan pengembangan ekowisata alam terbatas akan berdampak positif bagi ekonomi masyarakat tanpa merusak lingkungan," kata Bupati Kampar ini.

Dirjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem, Wiratno, mengatakan bahwa Provinsi Riau saat ini memiliki kawasan konservasi satu-satunya yang ada di wilayah Kampar. Alamnya sangat bagus, insfratruktur dasar saat ini menjadi perhatian dikarenakan banyak masyarakat yang belum mendapatkan fasilitas pendidikan, kesehatan. Karena terkendala insfratruktur dan hal ini menjadi perhatian presiden.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/14032019/3jpg-7912.jpg

"Wisata alam ini sangat perlu untuk dikembangkan. Karena sangat memberikan manfaat untuk masyarakat tanpa merusak hutan dan menjaga keberlangsungan kehidupan ekosistem. Banyak wilayah konservasi yang saat ini memberikan nilai tambah bagi masyarakat dalam pengelolaan ekowisata, rimbang baling harus melihat contoh yang telah ada," sebutnya.

Sementara itu Kepala Balai Besar KSDA Riau, Suharyono juga mengharapkan dengan hal yang sama, dengan penandatanganan ini, bisa menambah serta meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup melalui ekowisata dan kearifan lokal dan menjadi daya tarik tersendiri tanpa perusakan hutan dan lahan konservasi itu sendiri.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/14032019/4jpg-7911.jpg

"Kita secepatnya akan membuat rencana kerja tahunan yang insyaallah tahun ini akan segera jalan dan terealisasi. Ini sejarah baru bagi masyarakat kita yang ada di rimbang baling. Semoga kedepan masyarakat dapat mengembangkan ekowisata. Dan kita secara bersama semoga bisa menjaga alam disana dari perusakan. Agar ruang hidup satwa liar yang ada disana tetap ada dan tidak hanya kita baca di buku," tegasnya. (advertorial)