SEMARANG - Para jurnalis berhijab bersatu dan membentuk wadah untuk bersilaturahmi dan berbagi inspirasi.

Muslimah berhijab kini mewakili banyak profesi, salah satunya jurnalis. Beberapa di antaranya bahkan diperbolehkan tampil di layar kaca sebagai presenter berita.

Hal ini tentu membanggakan karena Muslimah berhijab bisa tetap eksis tanpa perlu 'melepas' hijabnya. Bahkan, penampilan dengan seragam yang dikreasikan dengan gaya hijab tertentu pun menjadi pemandangan tersendiri ketika para jurnalis di lapangan. Kesan jurnalis yang biasanya cuek, kucel, dan tidak stylish berganti dengan keindahan yang ditampilkan para jurnalis berhijab.

Mereka yang banyak tampil di lapangan dan senantiasa bertemu dalam setiap tugas liputan kemudian berinisiatif membentuk sebuah wadah untuk memayungi para jurnalis berhijab. Wadah ini sebagai sarana untuk silaturahmi sekaligus berbagi inspirasi sesama jurnalis serta masyarakat.

Bernama Komunitas Jurnalis Berhijab (KJB), wadah ini memayungi setidaknya 60 jurnalis berhijab dari media cetak, online, televisi, dan radio. Mereka semuanya aktif, cerdas, dan inspiratif. Mereka juga sudah eksis sejak tahun 2014 yang lalu.

Trifty Qurrota, Koordinator KJB menuturkan kemunculan KJB sesungguhnya diawali dari ketidaksengajaan. Sering bertemu di tempat liputan yang sama membuat mereka terpikir untuk membentuk sebuah 'payung komunitas".

"Di KJB, kami sama-sama berhijab dan saat itu berhijab bagi jurnalis memang memiliki tantangan tersendiri. Memiliki chemistry dan latar belakang yang sama membuat kami sepakat membentuk komunitas ini," tuturnya kepada Muslimah, baru-baru ini.

Menyoal aktivitas yang dilakukan KJB, Trifty melanjutkan bahwa melalui komunitas tersebut para anggota ingin berkontribusi besar pada dunia keislaman. "Karena kami komunitas perpaduan antara profesionalitas dan religi, tentunya kami juga ingin memiliki kontribusi di bidang jurnalistik. Kami juga ingin memberikan manfaat bagi masyarakat melalui kegiatan yang kami adakan," sambungnya.

Beragam kegiatan sudah didukung KJB, mulai dari fashion show busana muslim, workshop jurnalistik, pelatihan public speaking, serta membentuk UKM jurnalistik di salah satu universitas di Jakarta.

"Kami berharap dunia perhijaban dan keislaman di Indonesia dapat semakin baik. Karena sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi sesama dan kami harapkan dengan keberadaan KJB menjadikan anggotanya sebagai manusia yang bermanfaat bagi sesama," tutup Trifty. Ica,Rini.

Profesi jurnalis atau wartawan kerap dimaknai sebagai pekerjaan yang keras dan butuh perjuangan. Saat ini jurnalis justru digandrungi oleh kalangan perempuan.

Hal ini membuat perkumpulan profesi jurnalis lebih ramai diluar organisasi resmi seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) atau Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Selain membahas soal pekerjaan, jurnalis berhijaab kerap bertukar pikiran tentang ibadah ataupun tren hijab. “

Disela kesibukan mencari berita, anggota KJB masih meluangkan waktu melakukan aksi sosial. Diantaranya menggelar seminar, workshop untuk Siswa Dhuafa, Journalistik Goes to School, Fashion Show, TalkShow dan Siaran Radio. Memang KJB saat ini disi oleh sebagian besar jurnalis senior dengan masa kerja di atas 3 tahun.

Namun, menurut Trifty, jurnalis muslimah di seluruh Indonesia bisa bergabung baik jurnalis, presenter, reporter, camera person, produser, field produser, koordinator liputan maupun make up artist.Anggota KJB: METRO TV, TV ONE, RCTI, SCTV, RRI, detik.com, okezone, CNN Indonesia, ANTV, TRANS7, SINAR HARAPAN, KOMPAS TV, MNC TV, RTV, TVRI, NET TV, ANTARA TV, ANTARA ONLINE, JAKTV, KORAN SINDO, SINDO TV, GLOBAL TV, RAS FM, MAJALAH NOOR, MAJALAH ANNISA, DAN JURNALIS FOTO. ***