JAKARTA - Presiden Jokowi secara resmi sudah memutuskan untuk melarang seluruh masyarakat untuk tidak mudik pada hari raya idul fitri tahun ini, hal yang sama juga dia berlakukan pada tahun lalu.

Dalam larangan mudik dari tanggal 6-17 Mei ini, Jokowi beralasan pencegahan penularan virus Corona. Jokowi bahkan membeberkan empat pertimbangan mengapa dia mengeluarkan kebijakan tersebut.

Dalam libur panjang yang terjadi selama empat kali sepanjang tahun 2020 lalu, terjadi peningkatan signifikan kasus penularan covid-19.

Pertama, libur Idul Fitri yang meningkatkan kenaikan kasus harian sebanyak 93 persen, begitu juga tingkat kematian mingguan hingga 66 persen.

Kedua, liburan panjang 20-23 Agustus 2020 yang mengakibatkan kenaikan hingga 199 persen kasus corona dengan kematian meningkat sebanyak 57 persen saat itu.

Ketiga, pada 28 Oktober sampai 1 November 2020 menyebabkan kenaikan kasus COVID-19 hingga 95 persen dan kenaikan tingkat kematian mingguan sebesar 75 persen.

Keempat, kenaikan kasus corona saat libur akhir tahun 24 Desember sampai 3 Januari 2021 yang mengakibatkan jumlah kasus harian 78 persen meningkat dan kenaikan kematian 46 persen.

Oleh karena itulah, makanya pemerintah, kata Jokowi, memutuskan untuk melarang mudik pada Lebaran kali ini dan keputusan tersebut sudah melalui berbagai macam pertimbangan.

"Saya mengerti kita semuanya pasti rindu sanak saudara di saat seperti ini. Tapi, mari kita utamakan keselamatan bersama dengan tidak mudik ke kampung halaman," ujar Jokowi dalam keterangannya, Jumat (16/4).

Ia pun berharap dengan pelarangan ini bisa menjaga tren penurunan kasus di Indonesia dalam 2 bulan terakhir. Di mana, menurun 176.672 kasus pada 5 Februari 2021 dan 15 April 2021 menjadi 108.032 kasus saja.

Begitu juga, tren kesembuhan yang terus mengalami peningkatan. Bila pada Maret 2021 sebanyak 1.151.915 orang yang sembuh atau 85,88 persen dari total kasus, maka 15 April 2021 meningkat jadi 1.438.254 atau mencapai 90,5 persen pasien sembuh dari total kasus.

"Untuk itulah pada Lebaran kali ini, pemerintah memutuskan melarang mudik bagi ASN, TNI, Polri, pegawai BUMN, karyawan swasta, dan seluruh masyarakat," ucap Jokowi.

Sejumlah orang mudik duluan

Sejumlah masyarakat memilih untuk pulang ke kampung halamannya terlebih dahulu, sebelum pelarangan mudik berlaku. Seperti terlihat dalam laporan media partner 1001 media kumparan, Pantura Post, yang membeberkan data penumpang dari Jabodetabek yang tiba di Terminal Bus Kota Tegal.

Sejal 1 April hingga 13 April 2021, hampir 10.000 penumpang asal Jabodetabek tiba di terminal tersebut.

"Sementara untuk keberangkatan penumpang dalam periode yang sama tercatat 13.013 orang," kata Suprawito kepada wartawan di kantornya, Rabu (14/4).

Ia pun memprediksi menjelang H-7 menjelang larangan mudik, akan terjadi lonjakan penumpang yang tiba di Kota Tegal.

"Peningkatan penumpang diperkirakan beberapa hari terakhir menjelang larangan mudik mulai 6 Mei mendatang," kata dia.

Dia menyebut, belakangan ini, sekitar 100 bus datang dan pergi dari Kota Tegal setiap harinya. Baik bus antarkota antarprovinsi (AKAP) maupun antarkota dalam provinsi (AKDP).

Suprawito sendiri mengaku masih menunggu petunjuk teknis terkait larangan mudik oleh pemerintah yang direncanakan mulai 6 Mei hingga H+7 Lebaran. Apakah nantinya, akses masuk ke terminal harus ditutup total atau tidak.

Peristiwa ini mengingatkan kembali publik soal pernyataan Presiden Jokowi tahun lalu di acara Mata Najwa. Dalam sesi perbincangan, Najwa mempertanyakan larangan mudik Jokowi.

Najwa saat itu menunjukkan data Kemenhub soal jumlah pemudik di tengah wabah corona sudah mencapai 1 juta orang. Saat itu, Jokowi menjawab bahwa mereka yang pulang itu bukan mudik, tetapi pulang kampung saja.

"Kalau itu bukan mudik, itu namanya pulang kampung. Mereka bekerja di Jabodetabek, di sini sudah tidak ada pekerjaan lagi, pulang karena anak istrinya ada di kampung," jawab Jokowi.

Najwa menanyakan ulang jawaban Jokowi tersebut.

"Apa bedanya Bapak, pulang kampung dan mudik?" tanya Najwa.

Menurut Jokowi, mudik itu pulang kampung pada saat Lebaran.

"Mudik itu di hari Lebarannya, beda. Kalau pulang kampung kan kerja di Jakarta anak istrinya di kampung," kata Jokowi, saat itu. ***