GARUT - Ratusan warga Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (30/4) malam mendatangi Kantor Kecamatan Pameungpeuk.

Dikutip dari Republika.co.id, kedatangan ratusan warga tersebut terkait dengan jenazah yang dibawa dari Banten dan dimakamkan di Pameungpeuk pada Senin (27/4/2020).

Ratusan warga datang ke Kantor Kecamatan Pameungpeuk sejak pukul 19.00 WIB . Mereka menanyakan perihal hasil uji cepat atau rapid test terhadap keluarga jenazah tersebut.

''Warga minta hasil rapid test istri dan keluarga almarhum untuk dibuka hasilnya. Tapi sama kecamatan, sampai malam ini belum dibuka,'' kata salah seorang yang minta namanya tidak disebutkan, saat dihubungi wartawan, Kamis malam. 

Menurut dia, warga ingin agar hasil repid test dibuka, sehingga tak meresahkan yang lainnya. Sebab, jenazah yang dibawa dari Banten itu diduga terpapar Covid-19, tapi tak dikemas dengan peti mati atau sesuai protokol kesehatan Covid-19.

Sementara itu, lanjut dia, keluarga almarhum seolah tak peduli dan tidak melakukan isolasi mandiri. Bahkan, keluarga almarhun justru mengundang warga sekitar untuk mengadakan tahlilan.

''Jenazahnya divonis corona, tapi istri sama keluarganya yang menunggu selama dia sakit, tidak diisolasi,'' kata dia.

Ratusan warga akhirnya membubarkan diri pada Kamis malam. Aksi itu selesai setelah salah seorang petugas medis di Kecamatan Pameungpeuk meyakinkan bahwa almarhum tak terpapar Covid-19.

Sebelumnya, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, pada Senin lalu terdapat jenazah pasien suspek Covid-19 yang dibawa oleh ambulans dari Banten ke Garut tanpa standar yang ditetapkan pemerintah. Jenazah diterima petugas Puskesmas Pameungpeuk. Awalnya, petugas mengira jika jenazah tersebut meninggal karena penyakit jantung. Namun, setelah diperiksa riwayat dokumennya, jenazah itu diduga meninggal terpapar Covid-19.

''Petugas ambulans bilangnya kalau meninggal karena sakit jantung. Tapi saat dicek, surat keterangan menyatakan jenazah itu meninggal karena corona,'' kata Helmi.

Ia menyebutkan, jenazah itu diantar oleh dua petugas ambulans. Selain itu, terdapat keluarga pasien yang ikut dalam mobil ambulans. Ketika datang, jenazah hanya menggunakan kain kafan tanpa ditutup dengan plastik dan peti mati.***