GRESIK - Andik Rendika Rama berseragam Madura United FC memasuki musim keempat tahun 2020. Pemain dengan masa pengabdian terlama di Madura United ini menjadi saksi lika-liku perjuangan tim kebanggaan masyarakat Madura tersebut.

Bersama tim berjuluk Laskar Sape Kerrab ini tak kurang dari 99 laga sudah Rama jalani sejak musim 2017. Menariknya pertandingan-pertandingan tersebut dilaluinya bersama 6 pelatih yang berbeda.

Pelatih pertama Andik Rendika Rama di Madura United adalah Gomes de Oliveira pada musim 2017. Di Akhir musim pelatih asal Brasil tersebut lengser digantikan Milomir Seslija yang kemudian ikut lengser di pertengahan musim 2018 digantikan caretaker Almarhum Joko Susilo. Almarhum Joko Susilo hanya bertahan dua pekan dan Madura United kembali rujuk dengan Gomes de Oliveira hingga penghujung musim 2018.

Memasuki musim 2019, Madura United membuka lembaran baru bersama Dejan Antonic. Tapi setelah 26 pertandingan pelatih asal Serbia tersebut mundur dan digantikan asistennya Rasiman hingga akhir musim 2019. Sementara untuk musim 2020 ini Madura United dinahkodai Rahmad Darmawan.

Bagi Andik Rendika Rama tentu tidak mudah, apalagi pernah ada dua pergantian pelatih dalam satu tahun. Namun kemampuan beradaptasi dan merangkul hal-hal baru menjadi kunci untuk menjaga eksistensinya di Madura United.

“Ya mungkin untuk penyesuaian Rama melihat pertama adalah gaya bermain pelatih seperti apa, dan Rama mau tidak mau harus mengikuti cara pelatih itu. Karena setiap pelatih cara bermainnya berbeda-beda,” kata mantan pemain Persija jakarta.

Pemain kelahiran 16 Maret 1993 tersebut mengatakan pergantian pelatih bukan menjadi kendala, justru menjadi motivasi tersendiri. Pasalnya tim akan ada perubahan susunan saat pelatih baru masuk. “Untuk masalah kesempatan bermain saya selalu semangat dan kerja keras di dalam setiap latihan.”

“Berusaha sebisa mungkin menjalankan instruksi pelatih. Selebihnya keputusan pelatih untuk Rama bisa main,” tandasnya. ***