JAKARTA -- Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia menempati urutan teratas dibanding penderita kanker jenis lainnya. Angka kematian akibat kanker payudara di Tanah Air juga sangat tinggi.

Dikutip dari katadata.co.id, Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) mencatat, total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus. Kanker payudara memiliki jumlah kasus baru tertinggi di Indonesia sebesar 65.858 kasus atau 16,6% dari total 396.914 kasus kanker. Kanker serviks (leher rahim) menempati urutan kedua dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker.

Siapa sajakah yang memiliki risiko mengalami kanker payudara? Dikutip dari Republika.co.id, dokter spesialis penyakit dalam Prof Dr dr Ami Ashari, SpPD-KHOM Finasim, menjelaskan, secara keseluruhan perempuan yang memacu penambahan hormon estrogen berisiko mengalami kanker payudara.

''Risiko menjadi besar dan berkali-kali lipat jika seseorang berusia di atas 50 tahun, pernah menderita kanker sebelumnya, keluarganya pernah menderita kanker payudara, misalnya kakak, atau adik, atau ibu,'' ujar Ami dalam webinar Yayasan Kanker Indonesia (YKI), ditulis Selasa (26/10/2021).

Kelompok orang tersebut memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kanker payudara. Risikonya bisa empat kali lipat.

Meski begitu, tak semua penderita kanker payudara yang ditemui Ami memiliki faktor risiko tersebut. Menurutnya, ada faktor-faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terkena kanker payudara satu hingga dua kali, misalnya, perempuan yang mengalami menstruasi di usia yang terlalu dini.

''Mereka yang mengalami menstruasi pada usia di bawah 12 tahun, punya risiko satu hingga dua kali mengidap kanker payudara karena memiliki kontak estrogen yang lebih sering,'' kata Ami.

Selain itu, perempuan yang memiliki keputusan untuk memiliki bayi pada usia 35 tahun juga berisiko satu hingga dua kali lebih tinggi terkena kanker payudara. Mereka yang memiliki bayi, namun tidak menyusui secara rutin juga punya tingkat risiko serupa.

''Ada juga punya gaya hidup yang jelek, misalnya suka makan makanan yang berlemak tinggi yang memproduksi estrogen, meningkatkan risiko tinggi terkena kanker payudara. Lalu, pemakaian obat-obat hormonal seperti KB juga berisiko, namun pada jangka panjang,'' jelas Ami.

Kanker payudara juga bisa muncul pada perempuan yang telah menopause yang mengonsumsi obat-obatan hormonal estrogen tinggi.

Kegiatan lain seperti merokok, alkohol, dan obesitas dengan usia lebih dari 50 tahun juga lebih berisiko kanker payudara.

''Karena pada usia itu, kecenderungan untuk membentuk estrogen itu lebih tinggi yang kemudian berisiko menjadi kanker payudara,'' jelas dia.***