PEKANBARU - Peredaran uang palsu alias Upal cenderung meningkat, apalagi jelang memasuki bulan Ramadan yang menyisakan hitungan hari. Dengan kondisi tersebut, para pelaku akan semakin gencar beraksi dibeberapa titik sasaran dengan disertai berbagai macam modus.

Jika tidak waspada dan teliti, bukan tidak mungkin setiap  kita bakal jadi korban transaksi uang palsu. Seperti beberapa kasus yang berhasil diungkap polisi, khususnya di Pekanbaru, Riau, di mana baru-baru ini sudah meringkus pelaku yang kedapatan menukar Upal ini dengan berpura-pura belanja.

"Mendekati Ramadan biasanya bakal cenderung meningkat. Trennya ada dan beberapa kasus sudah terungkap. Ini bukti adanya upaya penyebaran uang Palsu di masyarakat," sebut Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, AKBP Ady Wibowo kepada GoRiau.com.

Polisi menduga, peredaran uang palsu akan lebih dominan terjadi di pasar-pasar, termasuk pasar tradisional yang minim alat pendeteksi. Selain itu, kedai kelontong juga terindikasi jadi sasaran empuk para pelaku Upal itu. "Itu cara mereka menyamarkan. Namun bukan tidak mungkin di toko besar juga jadi sasaran," jawabnya.

Ady Wibowo menjelaskan, modus mereka yakni menukar beberapa lembar uang palsu dengan berpura-pura belanja. Supaya tidak mencurigakan, cenderung pelaku akan menggabung uang pecahan asli bersama lebaran uang yang palsu tersebut. Contohnya, selembar uang palsu digabung dengan beberapa lembar uang asli.

"Warga harus teliti. Seperti yang sudah disosialisasikan, uang palsu itu secara kasat mata dapat dibedakan dengan cara dilihat, diraba dan diterawang. Cermati ciri khusus uang asli, seperti garis pengaman, gambar berbayang dan komposisi kertasnya. Itu sangat berbeda dengan yang palsu," lanjut dia.

Mencegah itu, aparat berwajib bakal lebih gencar melakukan pemetaan untuk melacak sindikat tersebut. Apalagi saat ini Pekanbaru juga akan memasuki masa pesta demokrasi yang ditenggarai jadi sasaran para pelaku. "Jika masyarakat menemukan hal mencurigakan, segera infokan kepada kita," harapnya.

"Kita masih pelajari pola mereka, apakah uang palsu tersebut mereka suplai dari luar kota atau mungkin diproduksi (dibuat) di Pekanbaru. Itu masih kita dalami. Sebelumnya ada beberapa pelaku yang sudah kita tangkap, ini jadi modal kita melacak kawanan mereka," tutupnya. ***