DURI - Desas desus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tenaga security provider yang saat ini mengamankan aset-aset Chevron se-Riau menjadi pembicaraan publik. Tidak hanya 1 atau 2, tetapi ada 1.000 orang penjaga aset Chevron ini akan dirumahkan. Harusnya hal tersebut tidak perlu terjadi jika Chevron sedikit lebih bijak dan peduli dengan tenagakerja (naker) lokal.

Demikian dikatakan Anggota DPRD Bengkalis, H Abi Bahrun S.S M.Si kepada GoRiau.com, Jumat (8/4/2016). "Apabila memang pihak perusahaan harus melakukan pengurangan karyawan dengan efesiensi, maka rekomendasikan naker asing, buka naker lokal," kata H Abi Bahrun MSi.

Kenapa demikian, ditegaskan Abi, gaji yang diberikan pemerintah Indonesia kepada satu orang naker asing itu berkisar US$ 50.000 hingga US$ 60.000 perbulan. Jika dikalikan dengan rupiah, 60.000x13.288 sama dengan Rp.797.280.000. Dan ironisnya, Chevron masih sanggup memberhentikan seribuan naker lokal diwilayah operasi Chevron, Riau.

"Hampir mendekati 800 juta rupiah, itu baru 1 orang naker asing. Gaji 1 orang naker asing di Chevron ini bisa membayarkan gaji 200 personil security yang menjaga aset Chevron. Jadi logikanya, dengan memulangkan 5 orang naker asing ke negaranya, Chevron tidak perlu mem-PHK kan 1.000 orang tenaga security ini," kata Ketua Komisi IV DPRD Bengkalis ini.

Saat ini, lanjut Abi, tenaga security resak dengan informasi PHK massal yang dilakukan bertahap dengan jumlah seribuan personil. Abi berharap, ditengah situasi ekonomi yang pahit saat ini, Presdir Chevron Albert Simanjuntak bisa membatalkan PHK untuk personil security.

"Kita minta kepada pihak Chevron agar menstop pengurangan tersebut. Ada sekitar 4.000 security yang tengah menjaga aset Chevron hari ini, lalu 35 persennya akan dikurangi secara bertahap untuk All Area Chevron di Riau. Jika ini tidak direspon cepat oleh Presdir Chevron, maka akan muncul aksi solidaritas massal atau mogok massal," pungkasnya lagi.

Menurut Kader PKS ini, Chevron tidak akan rugi dengan mempertahankan seribuan naker lokal dari sektor security ini. "Memulangkan naker asing ke negaranya sudah langkah yang tepat demi menyelamatkan 1.000 naker lokal yang menggantungkan hidupnya dan keluarganya pada pekerjaan itu. Jika 1.000 security ini di PHK, jumlah pengangguran semakin banyak, dan angka kriminalitas pun semakin tinggi," tegas Abi lagi mengingatkan pentingnya mempertahankan naker lokal sektor security ini.

Selain itu juga, Abi berharap, Pemkab Bengkalis juga tidak tinggal diam terkait masalah ini. "Secara langsung, Bupati Bengkalis sudah mendengar keresahan tenaga security ini pada acara temu ramah kemarin. Kami juga berharap Bupati Bengkalis, Amril Mukminin merespon dengan cepat keluhan naker lokal ini," tutup Abi.(*/rha)