BENGKALIS, GORIAU.COM - Keluarga merupakan benteng utama kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang memerlukan penguatan terus-menerus. Karenanya, pengembangan dan aktualisasi Islam berkemajuan oleh Aisyiyah juga perlu ditingkatkan dalam usaha memperkokoh posisi dan fungsi keluarga sakinah. Termasuk Aisyiyah yang ada di Duri, Kecamatan Mandau.

Bupati Bengkalis, H Herliyan Saleh mengatakan itu ketika menghadiri milad atau peringatan 100 tahun Aisyiyah. Kegiatan yang ditaja keluarga Aisyiyah Duri dipusatkan di Kompleks Muhammadiyah, Jalan Jenderal Sudirman, Duri, Kecamatan Mandau, Sabtu (21/11/2014).

Herliyan berharap Aisyiyah Duri terus berperan dan partisipasi aktif secara berkesinambungan dalam pengembangan dan penguatan posisi dan fungsi keluarga Islami di tengah perubahan kehidupan yang kompleks saat ini.

''Keluarga sakinah itu merupakan basis bagi pembaruan masyarakat dan bangsa menuju peradaban utama. Tidak terkecuali bagi masyarakat di Kabupaten Bengkalis, khususnya di Duri,'' pesan Herliyan.

Di bagian lain, Herliyan berharap seluruh usaha Aisyiyah, khususnya di Duri, tetap berorientasi pada dakwah dengan paham Islam berkemajuan dan diimplementasikan dalam gerakan pencerahan. Pandangan Islam berkemajuan ini harus diwujudkan dalam agenda-agenda gerakan strategis di berbagai bidang kegiatan yang dilakukan.

Dalam bidang pemikiran misalnya, sambungnya, Aisyiyah penting untuk melakukan peneguhan dan pembaruan pandangan keislaman, khususnya tentang perempuan. Alasannya, karena selama ini masih terdapat pandangan-pandangan keagamaan yang bersifat ekstrem dan cenderung bias terhadap perempuan yang berakibat pada sikap merendahkan perempuan.

''Pikiran-pikiran Islam berkemajuan tentang perempuan oleh sebagian kalangan, masih dianggap sebagai sekuler atau liberal. Padahal memiliki fondasi dan bangunan kuat pada pemikiran islam yang bersumber pada Al-qur'an dan Sunnah Nabi,'' jelasnya.

Sedangkan di bidang pendidikan, Herliyan berharap agar pembaruan atau innovasi yang mengarah pada pengembangan kualitas lembaga-lembaga pendidikan Aisyiyah, juga terus dilakukan. Apalagi, imbuhnya, lembaga pendidikan merupakan lahan tajdid Aisyiyah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun peradaban yang unggul.

''Sejalan dengan upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk mempercepat keberhasilan pembangunan pendidikan di daerah ini, Pemkab Bengkalis sepenuhnya akan mendukung setiap upaya yang dilakukan Aisyiyah untuk mengembangkan kualitas lembaga-lembaga pendidikan yang dimiliki,'' tegasnya.

Saat ini perempuan-perempuan Indonesia, termasuk di Duri dan sekitarnya, bukan saja sudah dapat duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan kaum laki-laki. Di bidang-bidang tertentu lebih bahkan dari itu. Kaum perempuan justru selangkah berada di depan.

Keberhasilan tersebut tidak bisa dipisahkan dari peran dan sumbangsih nyata Aisyiyah. Organisasi yang didirikan Nyai Hajjah Walidah Ahmad Dahlan, di Yokyakarta pada 27 rajab 1335 H, atau bertepatan dengan 19 Mei 1917.

Menurutnya, salah satu bukti peran dan sumbangsih nyata itu, ungkap Herliyan, Aisyiyah merupakan salah satu organisasi perempuan yang ikut meletakkan fondasi kebangkitan perempuan indonesia. Aisyiyah mempelopori kebangkitan perempuan indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum laki-laki.

Aisyiyah juga menjadi salah satu pelopor lahirnya kongres perempuan pada tahun 1928. Pada kongres itu, dua utusan Aisyiyah, yaitu Siti Munjiyah dan Hayinah Mawardi, selain menjadi peserta juga menyampaikan pidato yang berisi uraian pentingnya menegakkan harkat martabat dan persatuan kaum perempuan Indonesia.

''Jika ditakar dari situasi kala itu yang serba membelenggu dunia perempuan, tak berlebihan rasanya bila saya katakan bahwa kelahiran Aisyiyah sungguh merupakan lompatan yang melampaui zamannya,'' ungkap Herliyan ketika mengulas sedikit tentang kilas balik lahirnya Aisyiyah.(jfk)