PEKANBARU, GORIAU.COM - Lembaga Adat Melayu Riau (LAM Riau) akan menggelar Musyawarah Kerja (Musker) Tahun 2014 yang antara lain bertujuan mengevaluasi program kerja tahun 2014 dan menyusun program kerja tahun 2015, bertempat di Balai Adat Melayu Riau, Pekanbaru, 21-24 Desember 2014.

''Musker juga akan membuat sejumlah rekomendasi yang berkaitan dengan adat dan isu-isu penting di Provinsi saat inin'' kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAM Riau Al Azhar dalam siaran persnya kepada media massa, Ahad (21/12/2014).

Musker LAM Riau yang mengambil tema Meningkatkan Peran LAM Riau dalam Mewujudkan Pencapaian Visi Riau 2020 ini nantinya akan diikuti 133 peserta yang berasal dari pengurus Majelis Kerapatan Adat (MKA), Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAM Riau Provinsi, LAM Riau kabupaten/kota se-Provinsi Riau, serta para peninjau.

Al Azhar mengatakan Musker LAM Riau 2014 ini menurut rencana akan dibuka secara resmi oleh Pelaksana Tugas Gubernur Riau Ir. H Arsyadjuliandi Rachman, MBA"Pada kesempatan tersebut, Plt. Gubernur Riau juga akan meresmikan laman web Perpustakaan LAM Riau," kata kata Al Azhar.

Bersempena Musker LAM Riau 2014 ini juga akan dilaksanakan Bincang Budaya dengan menghadirkan narasumber dari negara jiran Malaysia dan dari Riau sendiri, Pameran Buku, dan Bengkel Syair.Bincang Budaya ini akan dilaksanakan Senin siang (22/12), usai acara pembukaan dengan menghadirkan sejumlah narasumber yaitu Ketua Pengarah Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia yang juga Profesor Kehormat Beijing Foreign Studies University Datuk Dr. Awang bin Sariyan, Prof. Dr. Datuk Latif Abubakar, Prof. Madya Datuk Dr. Zainal Abidin Burhan dari Yayasan Karyawan Malaysia yang juga penerima Anugerah Budaya Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) 2014 dan Anugerah Sagang kategori Budayawan Serantau 2014, serta Drs. H. Taufik Ikram Jamil dari Riau.

Sedangkan kegiatan Bengkel Syair merupakan pertemuan para pakar yang akan membahas mengenai seluk-beluk syair dalam upaya melahirkan adanya buku panduan syair akan diikuti oleh 20 peserta antara lain Prof. Madya Dr. Indirawati Zahid dan Prof. Madya Dr. Muhammad Nasir Hasyim dari Universiti Malaya, disamping H Tenas Effendy dan Al Azhar. (rls)