PEKANBARU, GORIAU.COM - Sektor Perkebunan Riau menjadi salah satu andalan nasional dan juga menjadi mata pencaharian bagi sebagian besar penduduk Riau. Lebih dari satu juta kepala keluarga (KK) menggantungkan hidup dengan berkebun.

"Usaha ini harus dilanjutkan karena kini subsektor perkebunan di daerah kita telah menjadi andalan nasional dan juga menjadi sumber mata pencaharian lebih dari satu juta kepala keluarga (KK) di daerah ini," kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman.

Seluruh pelaku usaha perkebunan di Riau diharapkan bisa melanjutkan sektor tersebut secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Menurutnya, Jika satu KK tersebut ada empat jiwa maka ada lebih dari empat juta masyarakat Riau yang hidup dari perkebunan, itu artinya lebih dari 50 persen penduduk di Riau.

Pengusaha juga harus memikirkan yakni menciptakan produk baru dalam bentuk hilirisasi produk berbahan dasar kelapa sawit. "Produk hilir kelapa sawit itu seperti minyak goreng dalam kemasan, pengolahan biomassa, kernel, biogas, pellet agro industri dan lainnya," paparnya.

Plt Gubernur Riau memandang bahwa pengolahan biomassa dan limbah cair pabrik kelapa sawit menjadi sumber listrik. Untuk di Riau saja sekarang sudah ada 187 pabrik kelapa sawit (PKS) yang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota.

Jika ada seratus PKS bisa mengolah limbah PKS tersebut menjadi 1 megawatt  listrik, maka Riau akan menghasilkan minimal listrik 100 MW. Dan itu cukup untuk menutupi kekurangan listrik yang ada di Riau.

Sedangkan untuk mendukung hilirisasi perkebunan, Pemerintah Provinsi Riau terus meningkatkan infrastruktur penunjang investasi yaitu pelabuhan di Dumai, Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB), Kawasan Ekonomi Kuala Enok.

Selain itu mempercepat pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan bersamaan dengan  percepatan tawaran investasi di Riau.***