PEKANBARU, GORIAU.COM - Serangan kabut asap di Riau, membuat kualitas udara terus memburuk. Tercatat ada enam wilayah pantauan memiliki kualitas udara tidak sehat, bahkan masuk dalam level berbahaya.

Data yang dirangkum dari posko Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) di Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU, Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin (7/9/2015), sedikitnya ada enam daerah di Riau yang kualitas udaranya dibawah layak, yakni Pekanbaru, Kampar, Siak, Dumai, Rohil dan Bengkalis.

Data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang terpasang di tiap-tiap daerah itu merincikan, di Pekanbaru kualitas udara berbahaya, dengan angka hingga 500 Psi (Polutan standar indeks), khususnya alat ISPU di Panam dan Rumbai. Lalu di Kampar, dengan kualitas berbahaya, dengan angka 371 Psi, khususnya alat ISPU di Petapahan.

Sementara alat ISPU di Minas menunjukkan kualitas udara tidak sehat, lalu alat ISPU di Dumai juga dalam kategori tidak sehat. Sedangkan di Libo dan Bangko Rohil, kualitas udara masuk kategori tidak sehat hingga berbahaya.

Kemudian di Kabupaten Bengkalis, khususnya dua alat ISPU yang terpasang di Duri menunjukkan udara tidak sehat. Dengan begitu, hampir setengah wilayah Riau secara merata kualitas udaranya belum menunjukkan perubahan signifikan dalam beberapa hari belakangan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edward Sanger menyebutkan, bahwa kabut asap di Riau ini berasal dari Sumsel dan Jambi. "Sebab, angin berhembus dari Selatan ke Utara (menuju Riau), " kata Edward.

Setelah sampai di sini (Riau), angin berubah kalem atau tidak bergerak, sehingga asap berkumpul dan terus bertambah. "Riau jadi tempat kumpul asap kiriman. Kalau kebakaran di tempat kita sendiri dalam sehari bisa kita selesaikan, cuma kondisinya ini sebagian kiriman," ketus Edward. (had)