PEKANBARU, GORIAU.COM - Satelit Terra dan Aqua dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, Riau, Sabtu (29/8/2015) pagi, mendeteksi 291 titik panas atau hotspot di Pulau Sumatera, yang didominasi Provinsi Sumatera Selatan, Jambi dan Riau.


Tiga provinsi ini menjadi penyumbang terbesar titik panas di Sumatera, yang disebabkan oleh kebakaran lahan dan hutan (Karlahut). Data yang dirangkum dari BMKG mencatat, 291 titik panas itu menyebar diantaranya Sumbar satu hotspot, Sumut tiga hotspot dan Bengkulu tujuh hotspot.


"Yang cukup dominan itu di Lampung, ada 16 hotspot, Riau 47 hotspot, Jambi 87 hotspot dan tertinggi di Sumatera Selatan yakni 130 hotspot (titik panas)," sebut Kepala BMKG stasiun Pekanbaru, Sugarin, Sabtu pagi.


Khusus di Riau, 47 titik panas itu menyebar di delapan kabupaten dan kota, diantaranya Meranti satu hotspot, Kampar dua hotspot, Siak empat hotspot, Rohil lima hotspot, Bengkalis enam hotspot, Inhu delapan hotspot, Pelalawan sembilan hotspot, dan Inhil 12 hotspot.


"Titik api yang terpantau citra satelit kita sebanyak 29 titik, yakni di Kampar dan Siak ada satu,Rohil ada dua titik api, Bengkalis ada tiga titik, Pelalawan dan Inhu ada lima titik api, lalu di Inhil 12 titik api," sebutnya.


Akibat terus bermunculannya titik panas dan titik api ini, baik di keseluruhan Pulau Sumatera dan Riau, membuat jarak pandang terus menurun. Di Riau misalnya, dua kota dilaporkan berasap, antara lain Pekanbaru dengan jarak pandang hanya 1,5 kilometer dan Rengat dengan jarak pandang tiga kilometer.


"Secara umum cuaca wilayah Provinsi Riau masih cerah berawan. Peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai petir tidak merata pada sore atau malam hari, terjadi di wilayah Riau bagian utara, tengah dan barat," tukasnya. (Had)