PEKANBARU, GORIAU.COM - Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Tanjungpinang akan melaksanakan Workshop Sejarah dan Budaya Lokal: Dokumentasi Kebudayaan, di Balai Adat Melayu Riau, Jl. Diponegoro No. 39 Pekanbaru, Rabu-Kamis (2-3/9/2015).

Peneliti Kebudayaan di BPNB Tanjungpinang yang juga Ketua Panitia Workshop, Sita Rohana mengatakan kegiatan yang mengambil tema Menyemai Benih Kepedulian pada Warisan Budaya ini akan diikuti sebanyak 70 orang peserta dari kalangan guru kesenian tingkat SLTA, mahasiswa, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) bidang kebudayaan, wartawan [dari media cetak, radio, dan televisi], staf dinas terkait, serta perorangan yang berasal dari Pekanbaru dan sekitarnya.

Menurut Sita, kegiatan Workshop Dokumentasi Kebudayaan ini menghadirkan enam narasumber, yang akan memaparkan kertas kerja sejumlah tema.

Pada hari pertama, Rabu (2/9), usai acara pembukaan, pada sesi I, para peserta akan mendapatkan materi dengan tema Inventarisasi Warisan Budaya Tak Benda dengan narasumber Febby Febriyandi YS, Kepentingan Dokumentasi Kebudayaan dalam Merumuskan Kebijakan Kebudayaan dengan narasumber Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau Al azhar, dan Praktik Dokumentasi menghadirkan pengantar Junaidi Syam, S.Sn., MA.

''Di siang hari, diantara paparan Sesi I dan II akan dipertunjukkan tarian zapin kepada para peserta workshop,” kata Sita.

Sedangkan pada Sesi II siang hingga sore, peserta akan mendapatkan materi dengan tema Dokumentasi Kebudayaan: Persoalan Teks dan Konteks dengan narasumber Drs. Elmustian Rahman, MA dan Arsitektur dan Tataruang Kota: Dokumentasi Kebudayaan Bendawi dengan narasumber Dedi Ariandi, ST.

Workshop kembali akan dilanjutkan keesokan harinya, Kamis (3/9), dengan paparan materi Sesi III dengan materi Dokumentasi Musik Tradisi dengan narasumber Zuarman Ahmad, S.Pd dan Teknik Perekaman Audio Visual di Lapangan dengan narasumber Junaidi Syam, S.Sn., MA yang dilanjutkan dengan sesi diskusi dan acara penutupan.

Generasi baru

Ketua Umum DPH LAM Riau Al azhar berharap workshop ini dapat menghasilkan generasi baru pemerhati dan pendokumentasi budaya Melayu di Riau.

Dokumentasi merupakan segi yang masih kurang ditangani secara serius sehingga tidak jarang menimbulkan kendala bagi upaya-upaya promosi, pembinaan, dan pengembangan kebudayaan Melayu itu sendiri.

Sita mengatakan upaya menggugah kesadaran dan pelibatan masyarakat khususnya generasi muda dalam dokumentasi kebudayaan harus disertai dengan pendampingan dan pemberian materi pengantar mengenai kebudayaan dan dokumentasi kebudayaan.

Hal ini bertujuan agar dokumentasi kebudayaan dapat tepat sasaran. Oleh sebab itu, dipandang perlu untuk mengadakan kegiatan Workshop Sejarah dan Budaya Lokal yang berfokus pada dokumentasi kebudayaan, agar masyarakat khususnya generasi muda dapat memahami dan mengetahui tentang dokumentasi kebudayaan, perannya dalam peradaban, dan teknis pelaksanaannya.

Kegiatan dengan fokus Dokumentasi Kebudayaan ini bertujuan untuk memperkenalkan aspek dokumentasi kebudayaan, berbagai konsep akademis terkait dengan istilah kebudayaan, tradisi, dan kesejarahan, manfaat dokumentasi dalam pelestarian kebudayaan, serta teknik dokumentasi.

''Secara umum, workshop ini merupakan upaya untuk menyuntikkan ide mengenai dokumentasi kebudayaan sebagai sebuah kesadaran untuk merekam masa dan peristiwa, serta merangsang kepedulian pada lingkungan fisik dan nonfisik. Dengan adanya workshop ini diharapkan para peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan mengenai dokumentasi kebudayaan dan menularkan pengetahuannya kepada komunitas mereka untuk turut aktif di dalamnya,” kata Sita.

Mengenai BPNB Tanjungpinang, sebelumnya lembaga ini bernama Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Tanjungpinang, merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tepatnya berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan.

BPNB Tanjungpinang memiliki wilayah kerja: Kepulauan Riau, Riau, Jambi, dan Bangka-Belitung dengan penekanan pengkajian pada kebudayaan Melayu. (rls)