PEKANBARU, GORIAU.COM - Keberadaan warung remang-remang di Jalan HR Soebrantas KM 15, Panam Kota Pekanbaru sudah ada sejak setahun terakhir. Namun belum ada tindakan dari masyarakat sekitar lokasi warung tersebut untuk menertibkannya.

Begitu juga dengan mahasiswa yang kuliah di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau. Padahal, warung remang-remang ini hanya berjarak beberapa meter dari Kampus Islam Madani.

"Sebenarnya, warung ini sudah ada setahun yang lalu," ujar Wela, mahasiswa UIN Suska Riau yang tinggal di perumahan sekitar lokasi, Minggu (13/4/2014).

Dikatakan Wela, sekitar lima bulan yang lalu pernah terjadi tindak kekerasan di warung 'seks-eseks' tersebut. Dimana, terjadi perkelahian antar sesama pengunjung. "Sepertinya mereka sedang mabuk dan berkelahi hingga berdarah-darah," katanya.

Walau demikian, Wela mengatakan belum mendengar adanya tindakan dari aparat, mulai dari RT hingga Satpol PP Kota Pekanbaru. Begitu juga dengan pergerakan mahasiswa UIN. "Kalau saya sendiri, saya takut. Tapi, kalau saling bahu-membahu, saya siap untuk turun memberantas maksiat," tegas Wela.

Sementara itu, Hendri, warga Panam menyatakan warung remang-remang itu dibekingi oknum aparat. Sehingga, ia bersama warga lainnya takut untuk melakukan penertiban. "Katanya ada oknum aparat dibelakangnya, bang" ujar Hendri.

"Jadi, yang mampu menggerakkan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk memberantas tempat maksiat ini hanya mahasiswa," ulas Hendri. Ia berharap mahasiswa benar-benar mengkritisi kondisi ini.

"Tapi, sepertinya mahasiswa UIN yang dekat saja tak peduli. Apalagi mahasiswa Unri yang jauh disana," tutup Hendri.

Warung remang-remang tidak hanya ada di sekitar Kampus UIN Suska Riau. Namun, jauh sebelumnya warung 'sek-eseks' sudah menjamur di Kecamatan Payung Sekaki, tepatnya Terminal AKAP.(san)