SELATPANJANG, GORIAU.COM - Nur (63) warga Selatpanjang Timur Kepulauan Meranti tidak tahu mau jadi apa jika sehari-hari tidak ada perhatian atau bantuan dari para tetangganya. Sebab, dengan kondisi kaki yang cacat (kakinya mengecil sebelah, red), Nur tidak bisa beraktifitas lebih (kerja) selain bergerak di dalam rumahnya.


Ditemui di kediamannya, Sabtu (24/1/2015) siang, Nur mengaku hidup sendiri. Suaminya telah lama meninggal dunia. Selain itu, dari pernikahan beberapa puluh tahun silam, Ia tidak dikaruniai anak seorangpun. Sehingga di usia senjanya, Nur hanya hidup sebatang kara.
Pantauan di kediamannya, rumah Nur sangatlah sederhana. Bangunan yang terletak diantara kandang kambing dan kandang ayam itu mempunyai panjang lebih kurang 8 meter dengan lebar sekitar 4 meter.
Rumah itu terbagi dari dua bagian, satu bagian untuk dapur, dan satu lagi bagian depan. Bagian depan terdapat satu kamar yang sangat sederna yang digunakan Nur untuk tidur pada malam hari. Di luar kamar, tepatnya di depan pintu terdapat kursi busa yang sangat usang untuk tamu yang datang ke rumahnya.
Di dinding rumah bagian depan, terlihat tempelan-tempelan kertas berbagai bentuk. Mulai dari kalender caleg, kalender Balon Bupati Meranti 2015, kalender anggota legislatif, sampai ke koran-koran bekas.
Menurut Nur pula, bangunan sederhana itu merupakan sumbangsih para tetangganya. Ia juga menempati tanah salah seorang warga yang juga tetangganya.
Sementara kondisi Nur sendiri dalam keadaan cacat. Kaki bagian kirinya mengecil, sehingga jangankan untuk bekerja, untuk beraktivitas sehari-hari pun Nur tidak kuat.
"Paling berjalan dari depan ke dapur. Kalau terlalu lama penat (capek). Saya tidak kuat berjalan," kata perempuan tua itu kepada wartawan.
Kondisi Nur yang sangat memprihatinkan itu rupanya terlihat oleh salah seorang warga jalan Pembangunan lll Selatpanjang. Ia menemui Baznas dan menceritakan kondisi Nur.
Baznas yang begitu serius membantu orang miskin akhirnya juga membantu Nur. Jumat (23/1/2015) lalu Baznas datang dan menyalurkan bantuan bahan Bangunan Rumah (BBR) berupa papan, kayu broti, atap seng, serta paku, melalui program Meranti Peduli yang merupakan salah satu dari enam program yang ada di Baznas kepulauan Meranti tersebut.
Bantuan tersebut dibawa langsung oleh Sekretaris Baznas Kepulauan Meranti Ustad Muhammad Khozin. Kata Khozin, hingga saat ini sudah banyak masyarakat tidak mampu atau miskin yang terbantu melalui Program Meranti Peduli tersebut.
"Kita benar-benar sedih dan prihatin melihat kondisi ibu tua ini," ungkap khozin waktu itu.
Ditambahkan Khozin pula, warga seperti Nur memang harus mendapatkan perhatian yang serius karena kondisi kehidupan serta gubuk yang dihuninya benar-benar sangat memprihatinkan.
"Mudah-mudah ibu bisa menepati rumah ini dengan nyaman nantinya," kata Khozin kepada Nur.
Sabtu siang itu, beberapa warga Pembangunan lll gotong royong untuk memperbaiki dapur rumah Nur. Sebelum diperbaiki, dapur yang memiliki 2 jendela dan satu pintu itu sangat tidak layak ditempati. Dimana lantai dan dindingnya sangat rapu (bisa dibuka menggunakan tangan karena papannya sudah rusak).
Waktu itu, pada saat gotong royong, warga Pembangunan lll mengganti lantai, memperbaiki dinding, dan galangan antara tongkat dengan papan lantai. Selain itu juga warga juga memperbaiki jendela dan membuat pintu baru.
Saat ini dapur Nur sudah bisa digunakan meski masih sangat sederhana.
Nur sangat berterima kasih atas bantuan Baznas dan warga sekitar. Nur juga menuturkan bahwa hidupnya sangat bergantung dari belas kasihan tetangga-tetangganya. Untuk hidup sehari-hari Nur mendapat bantuan bahan makanan dari tetangga.
Meski sangat miskin, namun Nur sepertinya tidak menghiraukan. Untuk dapat bertahan hidup, dan tersenyum, itu sudah cukup bagi janda tua tanpa anak itu.
Siang itu pula, Nur terlihat tertawa gembira bersama seorang anak kecil, dan lelaki tua yang sempat bertamu sekaligus melihat warga memperbaiki kediaman Nur.(zal)