SIAK SRI INDRAPURA - Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) adalah mencapai kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Dalam mencapai kesetaraan tersebut terdapat permasalahan dan tantangan yang sering dihadapi, yakni rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan, serta masih belum memadainya jumlah dan kualitas tempat pelayanan bagi perempuan korban kekerasan dan belum efektifnya kelembagaan pengarustamaan gender dan pemberdayaan perempuan.

Hal tersebut disampaikan Bupati Siak H Syamsuar diwakili Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Siak H Jamaludin saat membuka Seminar Sehari Organisasi Perempuan di Gedung Tengku Mahratu, Jumat (27/11/2015) pagi.

"Kita mendukung kegiatan ini mengingat peran perempuan yang sangat penting dalam mengantisipasi maraknya tindak kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Siak akhir-akhir ini," kata Asisten.

Ia mengatakan hasil seminar organisasi perempuan ini hendaknya mampu menciptakan kegiatan yang kreatif dan inovatif sehingga membantu pemerintah daerah menfasilitasi penanganan perlindungan perempuan dan anak.

Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Siak Hj Rasidah Alfedri menyebutkan kegiatan ini sangat membantu perempuan untuk membangun mindset positif dan mengenal diri sendiri. Memberi gambaran dalam merumuskan tujuan dan rencana hidup, menentukan prioritas hidup, serta membuat dan mengaplikasikan manajemen waktu yang efektif.

Karena dengan hal-hal tersebut bisa menjadikan seorang perempuan menjadi perempuan yang cerdas, berdaya, dan bahagia. "Seorang perempuan cerdas, berdaya dan bahagia tentu menjadi jauh lebih produktif dan bisa berkontribusi dalam banyak hal ketika sudah menyadari segala macam potensi yang dimilikinya," ujarnya.

Dengan demikian para perempuan sadar akan hak-haknya dan berani dalam membela dan menyatakan pendapat serta menyuarakan apa yang menjadi hak-haknya. Sesuai dengan tema Seminar ini "Perempuan  masa kini adalah sosok perempuan yang cerdas, mandiri, beriman, berdaya guna, dalam rangka mewujudkan kesetaraan gender," ujarnya.

Sementara itu Netty Heryawan narasumber pada kegiatan tersebut mengajak para ibu-ibu yang hadir untuk dapat berperan aktif, berpartisipasi dan menikmati pembangunan bangsa tanpa ada adanya diskriminasi. Sifat umum dari seorang perempuan dan laki-laki ternyata bisa diubah, namun lain halnya dengan kodrat yang tidak dapat kita ubah. Ini merupakan kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia.

Agar mampu berperan dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas) serta kesamaan dalam menikmati hasil pembagunan. Namun, ironisnya kesetaraan gender dalam implementasi dilapangan sangat jauh dari yang seharunya.

Netty yang juga merupakan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Barat dan Ibu dari enam orang anak selalu bersikap demokratis kepada anak-anaknya.

"Membangun rumah tangga merupakan upaya untuk meningkatkan kerja sama di lingkungan keluarga, pekerjaan keluarga selama ini, menjadi tanggungan bersama antara istri dan suami. Pembentukan kepribadian anak hingga dewasa terbentuk di dalam keluarga karena disanalah proses memberikan pola dan corak bagi konsep diri anak yang berbeda-beda sesuai dengan perkembanganya," tegas istri Gubernur Jawa Barat ini.rls