SIAK SRI INDRAPURA, GORIAU.COM - Puluhan orang yang mengaku warga Dayun tengah bersitegang dengan Panitia Pemungutan Suara (PPS) di TPS 1 Dayun. Mereka datang ingin memberikan hak suara dalam mensukseskan Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) ini. Tapi sayang, mereka tidak dilengkapi dengan dokumen yang menjadi syarat untuk memilih.

PPS mencoba memberi penjelasan, bahwa mereka masuk dalam pemilih khusus. Baru bisa mencoblos pada pukul 12.00 Wib siang. Tapi, mereka tidak sabar sehingga terjadi insiden adu mulut dengan Linmas.

Tidak puas dengan penjelasan PPS, mereka memanggil kawanan yang saat itu sedang berada di Pasar Dayun. Akibatnya, jumlah massa semakin ramai. Pihak keamanan terlihat kewalahan mengendalikan situasi.

"Dari jam 08.00 Wib kami disini lagi, sekarang sudah jam 10.00 Wib. Tapi kami masih belum diperbolehkan memilih, ada apa ini?" teriak seorang warga yang kesal dengan PPS. Pihak kepolisian akhirnya dapat meredam kericuhan tersebut. Pencoblosan surat suara bisa dilanjutkan.

Diluar dugaan, ternyata kerusuhan kembali terjadi di kantor Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Dayun. Saat itu, PPK sedang sibuk melakukan rekapitulasi hasil penghitungan surat suara. Massa menilai, Ketua PPK menghalang-halangi warga untuk mencoblos. Mereka meminta, PPK melakukan pemilihan ulang.

Ketegangan pun kembali terjadi antara massa yang melipat gandakan kekuatan dan petugas Dalmas Polres Siak. Akhirnya, bentrok tak terelakkan. Satuan Dalmas berpakaian lengkap dilempar massa dengan air mineral.

Melihat massa yang beringas, Satuan Dalmas mencoba mengamankan beberapa orang yang dianggap sebagai provokator. Mereka dilarikan dari kerumunan massa.

Mendapati perlakuan seperti itu, massa tidak terima dan meminta Ketua PPK menemui mereka. Pihak keamanan mencoba lakukan negosiasi dan kesepakatannya, Ketua PPK Dayun hanya menerima perwakilan warga.

Saat itulah, Ketua PPK Dayun, Sujiman disandera oleh warga. Penyanderaan itu sebagai bentuk protes dengan Pemilu yang dinilai cacat. Tapi, situasi ini tidak berlangsung lama. Tim Provos Polres Siak dengan sigap mengambil alih keadaan. Akhirnya, Ketua PPK bisa diselamatkan.

"Seperti itulah kira-kira tindakan yang akan kami lakukan dalam pengamanan Pemilu tahun ini. Itu kemungkinan kejadian terburuk," ujar Kapolres Siak AKBP Dedi Rahman Dayan, SIk, MSi melalui Kasubag Bin Ops Polres Siak Iptu Yusuf Purba kepada GoRiau.com setelah simulasi pengamanan Pemilu usai di Mapolres Siak, Kamis (13/3/2014).

Menurut Yusuf, kegiatan simulasi merupakan rangkaian akhir dari sebuah pelatihan Satuan Dalmas. Sebelumnya, Dalmas sudah mengikuti Latpra Ops. "Tiga hari yang lalu kita sudah melaksanakan pelatihannya," katanya.

Dengan adanya kegiatan simulasi, kata Yusuf, setidaknya pasukan Dalmas sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan ketika terjadi kerusuhan. "Mereka sudah dibekali bagaimana mengendalikan massa sehingga, suasana tetap kondusif pada Pemilu mendatang," tegas Yusuf.(san)