PEKANBARU - Inilah masjid yang menjadi saksi sejarah hadirnya Kerajaan Melayu Siak Sri Indrapura. Masjid dengan corak mencolok ini didirikan pada tahun 1926 di masa Pemerintahan Sultan Assayyidis Syarif Kasim Abdul Jalil Saefudin, Sultan Siak terakhir. Oleh Sultan, masjid ini diberi nama Masjid Syahbuddin.

Menurut catatan sejarah pada masa pemerintahan Sultan Syarif Qasim, ketua takmim masjid ini adalah Mufti Haji Abdul Wahid dan kemudian digantikan Faqih Abdul Muthalib. Sedangkan, sekarang ini dikelola pengurus yang ditetapkan berdasarkan musyawarah kaum muslimin.

Dalam usianya yang sudah hampir seabad atau 90 tahun, Masjid Raya Syahbuddin ini telah beberapa kali mengalami perbaikan (renovasi) ringan dan penambahan bangunan, antara lain teras samping kanan dan kiri masjid.

Tidak kalah menariknya, masjid ini dulu terletak sekitar 100 meter dari sungai Siak. Tetapi, karena terjadi keruntuhan pada tebing sungai maka jaraknya tinggal 25 meter saja.

Masjid Raya Syahbuddin terletak di Jalan Sultan Ismail Siak Sri Indrapura yang masih berdekatan dengan kompleks Istana Siak. Masjid perpaduan arsitektur Timur Tengah dengan Melayu ini berwarna kuning dengan polesan cat hijau pada beberapa tiang penyangga.

Kehadiran masjid ini tidak hanya sekedar menjadi tempat ibadah semata. Sejak dulu, sebagai pusat pendidikan Islam terbesar di Asia Tenggara. Pada waktu itu, Sultan mendatangkan guru-guru Islam dari tanah Arab.

Sampai kini masjid tersebut masih menjadi tempat ibadah warga kota Siak. Selama bulan Ramadan pun banyak masyarakat yang menjatuhkan pilihan untuk melaksanakan shalat fardu maupun sunah di masjid ini.***