SIAK SRI INDRAPURA, GORIAU.COM - Berkembangnya informasi terkait penjualan daging manusia yang dilakukan tersangka mutilasi MD dan teman-temannya, terus diselidiki Polda Riau. Begitu juga dengan pengakuan tersangka yang mengoreng kemaluan korbannya.

"Kalau penjualan daging manusia, sampai saat ini belum kita temukan, masih diselidiki. Kalau terbukti, tentu ada tersangka baru," kata Direktur Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Pol Arif Rahman saat menggelar konferensi pers di halaman Mapolres Siak, Senin (11/8/2014). Ikut hadir pada kesempatan itu, Kapolres Siak, AKBP Dedi Rahman Dayan, AKBP Agung dari divisi kesehatan dan Kompol Novian dari psikolog Polda Riau.

Dari hasil penyidikan dan keterangan tersangka, modus yang dilakukan dengan cara mengiming-iming korban yang umumnya anak-anak. Kemudian, dibawa ketempat sepi, lalu dicekik dan memutilasi alat kelamin korban. Sebelum membunuh, alat kelamin korban dimain-mainkan.

"Usai membunuh dan memutilasi, mayat korban dibiarkan saja di TKP, tidak dikubur atau dibuang ke lokasi lain," jelas Arif.

Dari empat tersangka yang diamankan di Mapolres Siak, yakni, MD, SS, DP dan DD (istri MD), hanya MD yang dominan melakukan di tujuh TKP yang berhasil diungkap polisi.

"Tersangka lainnya, membantu MD, ada ditiga TKP, ada juga disatu TKP, yang dominan membunuh dan memutilasi adalah MD," jelasnya.

Kapolres Siak, AKBP Dedi Rahman Dayan, menjelaskan kronologis terkait pengungkapan kasus itu. Diawali laporan warga kehilangan anak di Polsek Tualang pada 22 Juli 2014 lalu.

"Dari laporan itu, kita amankan 3 tersangka, MD,SS dan DP. Kemudian, pengembangan kasus lain di Kabupten Siak, Bengkalis dan Rohil, tersangka bertambah satu DD, menjadi empat orang.

"Setelah 18 Juli 2014, dimulai kasus di Tualang, besok ada laporan anak hilang. Kemudian kita amankan dua tersangka, MD dan SS. Setelah penangkapan ini, laporan warga terkait anak hilang bertambah, hingga 7 kasus," ujar mantan Kapolres Inhil ini.

AKBP Agung menambahkan, delapan kantong kerangka yang saat ini di RS Bhayangkara Pekanbaru sudah diambil sampel DNA untuk dikirim ke laboratorium Mabes Polri, Jakarta.

"Delapan kantong kerangka itu, enam korban, sampel DNA kita kirim ke Mabes, lima keluarga sudah kita ambil sampel DNA nya," ujar Agung.

Kompol Novian menegaskan, dalam melakukan pembunuhan kejiwaan tersangka normal dan sadar serta perbuatan yang dilakukan terencana.(nal)