PASIRPANGARAIAN, GORIAU.COM - Waduh, Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu, Riau dinilai benar-benar tidak peduli dengan kegiatan infrastruktur dan kemasyarakatan, dan lebih banyak melakukan kegiatan yang sifatnya seremonial seperti Rohul Ekspo yang menelan APBD sekitar Rp 10 miliar. Dana Rohul Ekspo ini setara anggaran pembangunan sekitar 200 rumah layak huni untuk warga kurang mampu.

''Kita kecewa dengan anggaran yang digelontorkan lewat APBD Rohul 2015 dimana Rohul Ekspo dianggarkan Rp 10 miliar. Anggaran ini luar biasa besarnya sementara masyarakat kita saat ini butuh infrastruktur jalan, dan pembangunan dam sungai agar tidak kebanjiran setiap tahun,'' ujar Wakil Ketua Fraksi Nasdem, Alpasirin kepada GoRiau.com, Senin (22/12/2014).

Dikatakan, Rohul Ekspo merupakan kegiatan seremonial yang masih bisa dikerjasamakan dengan pihak ketiga, artinya kalau dikelola dengan baik, Rohul Ekspo seharusnya menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD), bukan malah mengeluarkan uang.

''Dimana-mana, namanya pameran itu menghasilkan uang, karena ada pihak ketiga dan juga uang partisipasi peserta dan perusahaan. Tapi ini kok malah mengeluarkan uang. Kita minta BPK dan penyidik kejaksanaan maupun kepolisian melakukan pemeriksaan secara ketat, jika Rohul Ekspo tetap dilaksanakan menggunakan APBD,'' tegasnya.

Untuk diketahui saja, biaya pembangunan rumah layak huni di Rokan Hulu sekitar Rp 45 - 50 juta per unit. Jika dana Rp 10 miliar itu digunakan untuk pembangunan rumah layak huni, akan dapat lebih dari 200 unit rumah. ''Inilah kondisi saat ini di Rohul, program yang penting dikesampingkan sedangkan kegiatan yang sifatnya foya-foya malah diangggarkan sangat besar. Kalau biaya per stand di Rohul Ekspo Rp 50 juta, berarti sama dengan biaya rumah layak huni, dan itu sudah dapat 200 unit rumah layak huni,'' urainya.

Alpasirin juga mengungkapkan, tingkah laku Pemkab yang lebih mementingkan non infrastruktur juga terlihat dari acara penjemputan jemaah haji dari SSK II ke Pasir Pangaraian yang menelan biaya Rp 450 juta. ''Itu prosesi penjemputan jemaah haji, kok bisa sebesar itu. Jemaah haji itu orang mampu, mereka tidak perlu dijemput secara seremonial karena ibadah itu tujuannya mencari pahala dan menjalankan ibadah, yang penting bagaimana bisa jadi haji yang mabrur,'' tutupnya. ***