PASIR PENGARAIAN, GORIAU.COM  - Penembakan gas air mata yang dilakukan aparat Polres Rokan Hulu saat simulasi pengamanan Pemilukada di Taman Kota Pasir Pengaraian, Rohul, Rabu (26/8/2015), ternyata tidak hanya menyebabkan puluhan siswa SD 001 Pasir Pengaraian, Rohul, menangis karena ketakutan dan matanya perih terkena gas air mata, namun juga menyebabkan seorang siswa mengalami patah tangan.

Keterangan Kepala SD 001 Pasir Pengaraian Abdul Latif, ketika terkena gas air mata, siswa tersebut panik dan berlari memanjat pagar sekolah. Malangnya, siswa itu terjatuh ketika memanjat pagar, sehingga tangannya patah.

"Memang ada seorang siswa kita patah tangannya karena jatuh dari pagar. Dia berlari memanjat pagar karena panik setelah terkena gas air mata tersebut," kata Abdul Latif, ketika dihubungi, Rabu siang.

Abdul Latif menyayangkan tidak adanya pemberitahuan dari kepolisian ke pihak sekolah tentang simulasi pengamanan Pemilukada yang menggunakan gas air mata itu.

"Kami tidak tahu kalau ada kegiatan simulasi di Taman Kota Pasir Pangaraian, karena memang tidak ada pemberitahuan. Kalau tahu, kita kan bisa liburkan siswa," ujarnya.

Sementara petugas kesehatan dari Puskesmas Rambah dr Rina menjelaskan dampak dari gas air mata itu. jika terkena kulit, kata Rina, bisa memar dan bila mengenai mata bisa perih. "Berbahaya kalau terhirup, apa lagi oleh anak-anak," jelasnya.

"Kepada anak-anak sudah kita bagikan masker untuk penanggulangan pertama. Nanti akan bisa kita cek lagi perkembangannya," sambung Rina.

Minta Maaf

Pihak Polres Rohul memastikan insiden gas air mata Sudah diselesaikan dan tidak ada lagi permasalahan. "Kita sudah meminta maaf ke pihak sekolah. Kita memang tidak memberitahukan sebelumnya, bahwa hari itu akan ada kegaitan simulasi, karena setiap lima tahun sekali kegiatan serupa juga dilaksanakan di sana," kata Kapolres Rokan Hulu AKBP Pitoyo Agung Yuwono, SIK MHum, melalui Paur Humas Polres Rohul Ipda P Simatupang, Kamis (27/8/2015)

Sambung P Simatupang, seluruh siswa yang terkena dampak angin gas air mata sudah diobati dan sudah diselesaikan pihak kepolisian. "Yang terkena semprotan tidak ada, yang ada cuma kena anginnya karena arah angin ke sekolah, yang mengakibatkan mata pedih pada anak. Namun semuanya sudah ditangani petugas medis dan sudah sehat semua," ujarnya.

Sedangkan korban patah tangan, kata Simatupang, bukan disebabkan gas air mata, tapi ditarik gurunya dari pagar sekolah.

"Ketika gurunya menarik tangan siswa, korban tersangkut di pagar. Kami dari Polres Rokan Hulu sudah membawa korban patah tangan ke rumah sakit," pungkasnya.***