BAGANSIAPIAPI, GORIAU.COM - Suasana duka tampak menyelimuti rumah kediaman almarhum Johan (40) korban tewas gantung diri di sel Mapolsek Penipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas pada hari sabtu (21/11/2014). Korban yang beralamat di Jalan Bahagia, Bagansiapiapi.

Di rumah duka, istri dan tiga anak serta kerabatnya merasakan duka yang sangat mendalam atas kepergian Johan.

Abang kandung almarhum, Ali Abdullah tidak menyangka adiknya akan berbuat senekat itu dengan mengakhiri hidupnya ditali gantungan. Padahal menurutnya, selama hidupnya ia termasuk orang yang sabar. ''Saya belum terima dengan kepergiannya. Saya ingin tahu siapa yang telah melakukannya,'' kata Ali.

Senada juga dikatakan Anis, teman dekat korban. Dia mengenal betul pribadi korban yang dianggapnya tidak mungkin melakukan perbuatan sebodoh itu dengan cara menggantung diri.

Padahal, sambungnya lagi, banyak ujian berat menimpa hidupnya tapi tak pernah sedikitpun terpikirkan untuk bunuh diri.

Korban Johan yang tewas gantung diri, dievakuasi menggunakan speedboat dari Penipahan ke Bagansiapiapi. Sejak sore, warga dan kerabatnya telah berkerumun di pelabuhan.

Bersama rombongan salah seorang keluarga korban dari Penipahan, Buyung mengatakan, almarhum Johan sebenarnya sudah mau pulang ke Bagansiapiapi pagi tadi. Namun setelah sampai di pelabuhan, tiba-tiba ia dijemput orang dan dibawa kesuatu tempat pakai motor. Diduga, saat itulah korban dipukul dengan tuduhan telah menipu orang.

''Dia dijemput pakai motor. Kemudian dipukul dan baru dibawa ke Polsek,'' kata Buyung.

Diduga karena kondisi korban dalam kondisi tidak sehat akibat pemukulan, ia pun disarankan polisi untuk berobat ke Puskesmas. Setelah itu, korbanpun dibawa kembali ke Polsek. Tak selang beberapa lama, pihak keluarga mendengar korban sudah tewas gantung diri.

''Saya sangat heran. Waktu dia masuk sel cuma pakai celana. Tak ada bawa tali seutas pun,'' kata Buyung penasaran.

Kesalahan johan, kata buyung, hanya menawarkan membeli tanah kepada orang lain yang masih satu keluarga. Itupun tidak ada unsur paksaan.

Sementara itu, petugas RSUD Bagansiapiapi, dr yuniarti mengungkapkan, sewaktu visum, terdapat bekas luka di leher korban. Selain itu tubuh korban juga membiru. ''Itu tanda biasa yang terdapat pada jenazah,'' kata Yuniarti yang menyebutkan dia hanya meneruskan hasil visum dari Puskesmas Penipahan.

Sampai detik ini, belum ada petugas kepolisian yang mau buka mulut. Ketika ditanyakan kronologis tewasnya korban di sel tahanan, kapolsek lebih banyak bungkam. ''Nanti saja melalui Kapolres ya,'' kata Kapolsek penipahan, AKP Wahariyana kepada GoRiau.com di luar ruang Emergency RSUD Bagansiapiapi. (amr)