BAGANSIAPIAPI, GORIAU.COM - Pulau Jemur, Rokan Hilir Riau, tidak hanya kaya akan potensi pariwisata, meski memiliki keindahan alam dan pantai, pulau tersebut juga layak untuk pengembangan ikan budidaya.

Sesuai hasil peninjauan yang dilakukan oleh lembaga Legislatif dari Komisi B DPRD Riau dan Komisi B DPRD Rohil, daerah itu direkomendasikan juga untuk pengembangan ikan budidaya karena memiliki garis pantainya lebih panjang dan mencapai ribuan kilometer persegi.

Meskipun demikian, jenis keramba yang dianggap paling cocok untuk pulau itu tentulah harus menyesuaikan dengan lingkungan serta arus pasang surut. ''Kita sudah mengadakan riset, khusus di Pulau Jemur, memang lebih bagus menggunakan keramba apung karena pulau itu mengalami pasang surut,'' kata Plt Kadis Perikanan, M. Amin kepada GoRiau.com, Minggu (1/2/2015).

Jika menggunakan keramba apung dengan bahan pelampung, tambah Amin, tujuannya agar keramba tetap mengapung. ''Jadi keramba itu main. Tak tenggelam dia,'' katanya.

Sehubungan dengan hasil studi banding Komisi B DPRD Rohil ke Batam baru-baru ini dalam rangka melihat proses pembuatan keramba apung disana, maka hal itu juga bisa diterapkan di Rokan Hilir dengan melakukan modifikasi sesuai kondisi daerah Rohil.

M Amin menjelaskan, kondisi alam wilayah Batam tidaklah sama dengan apa yang ada di PulaU Jemur. Artinya, perairan laut di Batam terhalang pulau sehingga perputaran arus tidak terlalu kuat. Namun kondisi itu bertolak belakang apa yang ada di Pulau Jemur.

Pembuatan Keramba apung juga tidak cocok untuk pinggiran sungai Rokan Bagansiapiapi. Karena menurutnya, sungai Rokan di Bagansiapiapi sering mengalami pendangkalan dan meninggalkan lumpur. Air yang keruh karena lumpur akan mengganggu kehidupan ikan.

Dalam pada itu, selain program pembuatan keramba, Amin menyebutkan Dinas Perikanan sudah memberikan bantuan kepada nelayan berupa tekhnologi penangkapan ikan seperti FishFinder, GPS, jaring dan infrastruktur perikanan serta cara ekspor komoditas ikan segar ke Malaysia. (amr)