BAGANSIAPIAPI - Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Rokan Hilir (Rohil), Riau saling serang saat debat publik yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rohil, Sabtu (28/11/2015) sore kemaren.

Aura persaingan terasa ketika masing-masing Calon Bupati mengemukakan visi dan misi. Debat publik ini dipandu oleh Drs. M. Yuhamzi Tyas Tinof, MSi, dosen Universitas Riau.

Untuk penyampaian visi mis, pasangan nomor urut 1 Wan Syamsir Yus - Helmi, dimana akan membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk mengelola semua Sumber Daya Alam (SDA), seperti minyak.

"Kami akan membangun air bersih untuk masyarakat, pengalaman saya di Dumai, hanya butuh Rp200 miliar. Kalau di Rohil, saya perkirakan Rp300 miliar," ujar mantan Walikota Dumai ini.

Menurutnya, APBD Rohil hanya terpakai 46 persen dan sangat sayang jika dikembalikan ke pusat.

Sedangkan, pasangan nomor urut 2 Suyatno, AMp- Jamiluddin yang merupakan calon incumben menyampaikan programnya tentang pembenahan infrastruktur. Apalagi jalan lintas Bagansiapiapi ke Ujung Tanjung akan dijadikan jalan nasional. Menurutnya,  kantong-kantong kemiskinan berada di jalan lintas pesisir.

"Makanya pembangunan jalan daerah itu memang sangat dibutuhkan untuk mengangkut sumber daya alam yang ada," kata Suyatno.

Sementara, pasangan nomor urut 3 Syarifuddin - M. Ridwan dalam visi misinya menyoroti masalah tenaga honorer yang tidak sesuai dengan penempatan dan juga tidak mendapat gaji yang memadai. "Semua sangat semerawut dan berantakan."

Selama ini, kata Syarifuddin, kontraktor lokal hanya menjadi penonton. Oleh karena itu, jika dirinya terpilih maka kontraktor lokal akan terus dibina.

Syarifuddin juga menyentil tentang tata kelola pemerintah dan penempatan pejabat yang tidak sesuai fungsinya.

Kemudian, pasangan Herman Sani - Taem Pratama yang merupakan pasangan nomor 4 menyampaikan, kemiskinan yang ada di Rohil kebanyakan dialami nelayan, petani dan guru. Apalagi pemuda di Rohil sudah mengalami degradasi moral akibat pengaruh narkoba di setiap pelosok desa.

Hal itu dipengaruhi karena terbatasnya lapangan kerja.  Herman mengemukakan, semua pihak harus bertanggungjawab untuk membina pemuda baik dari perusahàan swasta dengan memanfaatkan CSR dan pemerintah dengan membuka Balai latihan kerja.

"Kedepan kita akan menghadapi pasar bebas. Masyarakat Asean akan bebas mencari kerja. Untuk itu kita harus siap menghadapi tenaga kerja dari luar daerah yang lebih trampil dan mempunyai kemampuan lebih dari kita," kata Herman Sani.

Adu komentar pun berlanjut ketika masing-masing Paslon diberi kesempatan untuk saling melempar pertanyaan.

Pasangan nomor urut 2 yang merupakan calon inqumbent menjadi sasaran pertanyaan dari pasangan calon 1, 3 dan 4. Ketika menjawab pertanyaan Paslon nomor urut 3, Suyatno menyadari, selama ini ada kelemahan dalam pengelolaan pemerintahan. Tapi menurutnya, semua calon yang hadir punya visi yang sama untuk memajukan Kabupaten Rokan Hilir.

Pada saat giliran Wan Syamsir menyentil Suyatno tentang banyaknya alih fungsi lahan di Rohil dari padi ke sawit dan juga banyaknya padi dari Teluk Pulau yang dibawa ke luar Rohil, Suyatno menyebutkan, persoalan itu memang menjadi beban pemerintah, apalagi 39 ribu hektare padi hanya tinggal 12 ribu hektar. Namun dia juga berupaya untuk menyadarkan petani dengan mengadakan sosialisasi tentang pentingnya mempertahankan ladang padi.

Debat kandidat berakhir pada pukul 17.30 Wib, dimana seluruh paslon bersalam-salaman. Dalam kesempatan itu, Ketua KPU Rokan Hilir, Agus Salim usai acara debat mengungkapkan bahwa debat publik merupakaan ajang silaturahmi agar hubungan masing-masing paslon bupati terjaga. Debat itu juga merupakan ajang menguji kemampuaan bagaimana visi dan misi pasalon Bupati  5 tahun ke depan.(amr)