BAGANSIAPIAPI, GORIAU.COM - Proyek penimbunan geotextile dan base A RT 008 Desa Labuhan Tangga Baru, Kecamatan Bangko senilai Rp 1,8 miliar yang dikerjakan CV Anugrah Mulia Tekhnik melalui dana APBD tahun 2014, hingga kini masih diragukan kesiapannya. Padahal dipenghujung tahun, pihak perusahaan terkesan mengulur-ngulur waktu. 

''Kita himbau agar proyek bisa selesai secepatnya karena jalan poros ini merupakan sentra utama urat nadi bagi masyarakat untuk mengeluarkan hasil bumi yang rata rata dari perkebunan sawit," kata Penghulu Labuhan Tangga Baru, Iwan kepada GoRiau.com, Jumat (21/11).

Iwan menuturkan, jika proyek ini tidak selesai, alangkah mubazir karena aparat kepenghuluan dan masyarakat sudah capek mengusulkan untuk tahun lalu. Kita menyangsikan program pembangunan ini akan dimunculkan tahun depan. Jika dihitung, waktu pengerjaan sudah berjalan tiga bulan yang lalu sedangkan waktu penyelesaian selama 90 Hari Kalender.

Kondisi cuaca selama ini sangat mendukung. Apalagi terik panas matahari kemarin berlangsung selama sebulan. Jika pihak kontraktor beralasan bahwa dikarenakan faktor tingginya tingkat curah hujan, rasanya tidak masuk akal. ''Kami melihat pekerjaan baru sebatas propil dengan timbunan tanah sepanjang 300 meter. Padahal, proyek itu adalah jalan awcas yang harus ditimbun dengan base sepanjang 4 KM," beber Iwan.

Selain proyek itu, penghulu Iwan juga menyesalkan itikad baik dari kontraktor CV Tri Putra Utama yang mengerjakan proyek penimbunan dan awcas RT 003 sampai RT 006 labuhan tangga baru sebesar Rp 1,6 Miliar melalui dana APBD Rohil tahun 2014 yang kini belum tersentuh padahal plank perusahaan sudah terpasang. Jalan yang menggunakan agregat base dengan panjang 2,9 KM juga masih belum dituntaskan oleh pihak perusahaan.

Salah seorang warga kepenghuluan labuhan tangga baru, Suyatno menyebutkan, sejak jalan poros baru sebatas ditimbun tanah, warga mengaku sangat sulit mengeluarkan buah sawit dari kebun. Apalagi jika hujan turun menyebabkan jalan lembek dan hancur. "Kalau macam ini lebih baik jangan dibangun mas. Bukannya mempermudah, malahan menambah kesulitan kami," kata Suyatno dengan tatapan sedih. (amr)