PEKANBARU, GORIAU.COM - Jumlah hotspot (titik panas) di Riau terus mengalami peningkatan, meski sempat berada di titik terendah. Kondisi ini diperkirakan akan terus terjadi hingga lebaran mendatang.

Langkah preventif harus diambil agar masyarakat Riau nantinya tidak harus menjalani lebaran dengan dikepung kabut asap. Berdasarkan update hotspot pada 20 Juli 2014 hingga pukul 18.00 WIB, diketahui angka hotspot di Sumatera sebanyak 255 titik dengan Riau mencapai 145 titik.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Kaifi Azmi, hotspot tersebut tersebar di beberapa daerah di Riau. Tertinggi di Kabupaten Rokan Hilir dengan 60 titik.

Menyusul Rokan Hulu dengan 15 titik, Dumai 7 titik, Bengkalis 14 titik, Siak 8 titik, Kabupaten Kampar 13 titik, Pelalawan 15, Inhu 7, Inhil 2 dan Kuansing 4 titik. "Ini harus ditanggapi dengan serius," tegas Kaifi.

"Kita terus melakukan pemantuan dan sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Sehingga langkah tindak lanjut dapat segera dilakukan," imbuh Kaifi.

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo merilis, hal ini menandakan pembakaran di Kabupaten Rokan Hilir masih berlangsung dan pemda belum optimal mengendalikan pembakaran hutan dan lahan.

Sutopo menerangkan, berdasarkan satelit Terra dan Aqua dari BMKG, tercatat 195 hotspot di Sumatera, dimana 154 hotspot di Riau. Dari 154 hotspot tersebut terbesar di Rohil dengan 131 titik, Bengkalis 13 titik, Rohul 6 titik, Pelalawan 2 titik, Dumai dan Kuansing masing-masing satu titik.

Bahkan, asap telah menyelimuti beberapa wilayah sehingga menyebabkan jarak pandang mulai berkurang. Di Pekanbaru sudah didapati hanya 5 Km, Pelalawan 5 Km, Rengat 3 Km, dan Dumai 5 Km. Cuaca di Riau pada umumnya minim hujan.

Peluang hujan dengan intensitas ringan dan bersifat lokal pada malam atau malam dini hari diprakirakan terjadi di sebagian kecil wilayah Riau bagian timur dan selatan.

Sementara itu, dari Satgas darat dilaporkan luas lahan terbakar mencapai 499 ha, sedangkan luas lahan yang berhasil dipadamkan 429 ha. Selain itu sebanyak 306 personil TNI dan Polri dikerahkan untuk memadamkan api.

Langkah penanganan dengan modifikasi cuaca dan water bombing dari udara masih terus dilakukan di Riau. Namun upaya ini akan kurang memberikan manfaat jika masih ada pembiaran pembakaran di lapangan.

Jika tidak segera diantisipasi, maka hotspot dapat terus meningkat. "Sehingga dikhawatirkan masyarakat berlebaran dalam suasana dikepung asap lagi," yakinnya.***