SURABAYA, GORIAU.COM - Ketua Umum Ketua Komite Nasional Indonesia (KONI) Riau, Emrizal Pakis menilai bahwa 'Fair Play' (sportivitas) pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja I Surabaya, Jawa Timur (Jatim) belum diterapkan secara menyeluruh.

Meski baru pertama dilaksanakan, masih ada keberpihakan-keberpihakan wasit, tim juri dan panitia untuk memenangkan salah satu atlet. "'Fair Play' dari juri tidak sehat," kata Emrizal Pakis.

Karena diakuinya, sudah dialami Riau pada cabang senam di nomor palang sejajar. Salah satu atlet Riau yang seharusnya menang saat melawan Jambi tiba-tiba dinyatakan kalah dan hanya mendapatkan medali perak.

"Kita lihatkan rekaman dan juri mengakuinya, tetapi tetap diputuskan kita kalah. Kemudian satu atlet kita yang lainnya yang meraih perunggu dinaikkan menjadi perak. Ini salah satu bentuk 'Fair Play' yang tidak sehat," ujar Emrizal.

Namun untuk ke depan, kata Emrizal, berdasarkan rapat dengan panitia, akan menghindari juri yang menangani atlet sedaerah saat bertanding. "Kemudian juga diberikan kesempatan daerah yang memprotes untuk dibuka rekaman pertandingan dan disaksikan secara bersama," terang Emrizal.

Namun secara keseluruhan, kata Emrizal, hasil yang diraih Riau sudah membanggakan. Dimana 4 medali emas, 7 perak dan 8 perunggu sudah diamankan. "Secara keseluruhan tidak mengecewakan," sambungnya.

4 medali emas Riau tersebut masing-masing disumbangkan atletik (2), panahan (1) dan anggar 1. Menyusul 7 medali perak masing-masing atletik (2), panahan (2), senam (2) dan silat (1). Sementara 8 medali perak didapat dari cabang anggar (2), senam (2), renang (2), atletik (1) dan panahan (1).***