PEKANBARU, GORIAU.COM - Mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR) mengecam keras sikap arogansi dan premanisme oleh Bupati Kampar, Jefry Noer beserta istri dan ajudannya yang diduga melakukan penganiayaan terhadap pasangan suami-istri, Jamal dan Nurasmi.

Suara mahasiswa yang disampaikan Presiden Mahasiswa Universitas Islam Riau, Yusroni Tarigan tersebut menyayangkan sikap kepala daerah yang seharusnya menjaga dan menjami keamanan serta ketenteraman rakyatnya.

"Kekuasaan formal banyak disalahgunakan untuk pemenuhan hasrat duniawi. Seharusnya mereka menjadi contoh yang baik dan memberi kedamaian bagi rakyatnya," kata Yusroni.

Yang lebih disayangkan, Jefry Noer, istri dan ajudannya diduga bersikeras dan melakukan kekerasan karena perihal lahan. Itu sungguh memulakan, dimana kepala daerah berebut lahan dengan masyarakat.

"Yang paling tidak bisa diterima ketika ajudannya menodongkan senjata api. Itu jelas memanfaatkan kekuasaan atasan dengan hasrat terpenuhinya kebutuhan duniawi," tambah Yusroni.

Pihak penegak hukum harus bisa bersikap profesional dalam hal ini. Jangan mentang kepala daerah yang diduga melakukannya, ada keringanan tertentu atau bahkan diabaikan begitu saja prosesnya.

Namun Yusroni mempertanyakan apakah pihak penegak hukum bisa melakukannya? "Kita akan lihat, apakah seperti kasus-kasus kepala daerah lainnya di Indonesia yang jika terbukti tetapi malah bebas dari jeratan hukum," ujar Yusroni.

"Negeri ini tidak akan hancur jika semua kesalahan dan kekerasan ditindak sesuai hukum yang berlaku. Pihak penegak hukum dituntut tegas dalam hal ini," tandasnya.***