PEKANBARU, GORIAU.COM - Dalam rangka Hari Anti-Korupsi se-Dunia pada 9 Desember, media online di Pekanbaru, Politikriau.com akan menggelar seminar dengan tema ''Menciptakan Generasi Muda Berintegritas dan Anti-Korupsi''. Seminar juga sebagai bentuk keprihatinan terhadap tindak pidana korupsi yang masih marak di Riau, terutama pasca 3 Gubernur Riau ditangkap KPK.

Seminar sehari dilangsungkan pada hari Selasa, 2 Desember 2014 pukul 08.30 WIB sampai 12.30 WIB bertempat di Hotel Pangeran, Jalan Sudirman, Pekanbaru, menghadirkan pembicara dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Majalah TEMPO.

Para peserta adalah pelajar dan pengajar Sekolah Menegah Atas (SMA) serta perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Kota Pekanbaru. Seminar yang digagas media online ini bertujuan agar pendidikan antikorupsi dapat dimasukkan dalam kurikulum anak sekolah.

Yopi Pranoto, Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) seminar "Menciptakan Generasi Muda Berintegritas dan Anti-Korupsi" ini mengatakan, selain mengundang sekitar 100 orang pelajar SMA dari beberapa sekolah unggulan, pihaknya juga melibatkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari 4 universitas terkemuka di Pekanbaru.

"Dari tiap sekolah terpilih mengirimkan maksimal 10 pelajar terbaiknya dan 1 orang pengajar. Ditambah dengan para pengurus BEM yang kita undang, diperkirakan jumlah peserta acara ini akan mencapai 130 orang. Panitia juga mengirimkan undangan ke media-media cetak dan online setempat serta wartawan media nasional yang bertugas disini," terang mantan Presiden BEM Universitas Riau (Unri) ini.

Yopi Pranoto yang didampingi Dasuki selaku Sekretaris Panpel, juga mantan Presiden BEM Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Susqa) menambahkan, generasi muda bangsa ini, terutama para pelajar sekolah menengah agar dimasa mendatang tidak terjebak pada tindakan korupsi.

Untuk itu, lanjutnya, pencegahan harus dimulai sejak dini dengan memberikan pemahaman serta menanamkan nilai-nilai moral Anti-Korupsi.

"Sudah saatnya pemerintah memasukkan kurikulum Anti-Korupsi di sekolah. Sebagai antisipasi sikap korupsi maka pencegahannya ditanamkan sejak dini, terutama bagi kalangan pelajar. Sehingga gaung Anti- Korupsi kesannya bukan sekedar lips service," kata Yopi Pranoto.

Masih menurutnya, materi pencegahan korupsi di Riau ini menjadi penting karena terkait 3 Gubernur Riau berturut-turut tersandung kasus korupsi di KPK. Setelah mengikuti kegiatan nantinya para pelajar diharapkan mendapat pembelajaran untuk tidak melakukan tindakan korupsi ketika menjadi pejabat publik.

"Tujuan lainnya diharapkan kepada para peserta agar dapat menularkan dan menjadi penggerak di lingkungannya masing-masing dalam upaya pencegahan korupsi. Baik itu pelajar, guru maupun mahasiswa.

Hendaknya ini merupakan langkah awal sebagai bentuk kepedulian kita bersama terkait maraknya kasus korupsi di Riau," ucap Yopi Pranoto. ***