JAKARTA, GORIAU.COM - Bertepatan dengan hari sumpah pemuda kemarin (28/10/2014) Guruh Sukarno Putra Center (GSP Center) kembali mengadakan diskusi di komplek perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diskusi tersebut merupakan rangkaian diskusi GSP Center yang mengagendakan mengadakan kegiatan diskusi di kampus-kampus di tanah air sebagai bentuk upaya GSP Center untuk mensosialisasikan dan membumikan ajaran-ajaran bung Karno dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa terutama bagaimana ajaran-ajaran bung Karno agar dapat dipahami secara baik oleh kalangan anak-anak muda.

Dengan semangat yang dilandaskan pada ucapan bung Karno yang perna berkata ''berikan aku sepuluh pemuda maka akan kugoncangkan dunia'', GSP Center berupaya untuk mengajak kaum muda untuk bersama-sama melakukan perubahan dalam kehidupan berbangsa di tanah air. Melakukan perubahan itu dimulai dengan berupaya mengamalkan ajaran-ajaran bung Karno secara baik dan tidak melalaikannya seperti apa yang dilakukan oleh banyak pemangku kebijakan di tanah air pada saat ini.

Diskusi GSP Center di kampus kali ini mengangkat tema, ''Mengalih Mentalitas Sumpah Pemuda''. Dalam diskusi yang dipimpin ketua GSP Center, MA Suaidi Nas, sedangkan yang memaparkan makalahnya adalah, Ono Rusyono, seorang aktivis mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang juga menjadi koordinator GSP Center dalam bidang kemahasiswaan.

Dalam pemaparannya yang disampaikan kepada GoRiau.com, Ono Rusyono menyampaikan, sejarah sumpah pemuda menjadi monumental karena yang menggerakkan peristiwa tersebut adalah para kaum muda, yaitu generasi yang tercerahkan dan mempunyai semangat besar untuk melakukan perubahan bagi kehidupan bangsanya, dan dari peristiwa penting tersebutlah gerakan untuk meraih kemerdekaan Indonesia menjadi terus bergelorah di bumi pertiwi pada masa itu.

Sumpah pemuda bagi bang Ono bukan saja dimaknai sebagai gerakan perubahan yang dilakukan oleh para kaum muda saja, tapi lebih dari itu adalah bangkitnya semangat perjuangan anak-anak bangsa untuk melakukan perubahan menjadi bangsa yang lebih baik. Sikap berkorban bagi kesatuan bangsa yang bersemi di kalangan kaum muda di tanah air telah menjadi modal yang sangat berharga dalam sejarah panjang perjuangan bangsa.

Terkait dengan transisi kepemimpinan yang belum lama ini terjadi di tanah air, bang Ono memandang bahwa telah terjadi sejarah perubahan yang sangat baik dalam tradisi kepemimpinan nasional yang harus kita apresiasi. Sikap saling menghargai antara para calon presiden dalam Pilpres 9 Juli lalu, adalah suatu yang sangat membanggakan dalam dinamika tradisi demokrasi di Indonesia. Meskipun masih terjadi adanya permusuhan diantara para kubu yang bersebrangan dalam Pilpres lalu, namun secara umum bangsa Indonesia telah berhasil melewati transisi kepemimpinan nasional dengan baik. Hal ini adalah sesuatu yang berharga dan sama nilainya dengan kerelaan berkorban dan menafikan keegoaan primordial kesukuan dan kedaerahan para pemuda dalam peristiwa sumpah pemuda.

Tradisi yang sangat baik yang telah diperlihatkan oleh Bapak Joko Widodo, Bapak Susilo Bambang Yudoyono, dan Bapak Prabowo Subianto dalam beberapa pekan ini nampaknya akan menjadi tontonan yang lebih menarik apabila hal itu dapat dicontoh oleh para anggota dewan yang masih asyik berseteru di gedung parlemen, dan hal itu diharapkan akan dapat menghentikan pertempuran yang masih banyak terjadi di dalam kehidupan masyarakat.

Idris, salah satu peserta diskusi GSP Center berpandangan, bahwa sumpah pemuda adalah salah satu momentum yang sangat penting dalam sejarah pergerakan nasional, namun sebelum masa itu telah banyak pergerakan-pergerakan penting yang sangat berharga bagi perjuangan bangsa ini yang semangat perjuangannya telah menjadi inspirasi bagi para pejuang untuk meraih kemerdekaan bangsa, sehingga dalam berjuang kita tidak boleh hanya terpaku kepada seremonil-seremonial sesaat yang kadang kita sering salah dalam memaknainya.

Diperlukan kajian dan pemahaman yang mendalam dalam memaknai peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah kehidupan bangsa. Memaknai secara spiritual berbagai peristiwa sejarah perjuangan adalah adalah suatu upaya yang urgen dalam membangun mentalitas kita dalam kehidupan berbangsa. Seperti apa yang perna diungkapan bung Karno, bahwa dalam mengambil sesuatu yang harus kita ambil adalah apinya, dan bukan mengambil abunya saja.

Muslih, seorang aktivis mahasiswa berpendapat, bahwa kaum muda kapanpun merupakan tetap agen-agen perubahan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tanah air.

Meskipun banyak kritik tentang rendahnya kepedulian kaum muda terpelajar terhadap dinamika kehidupan berbangsa seperti yang perna dikeluhkan oleh seorang aktivis 98, Ray Rangkuti yang sempat mengatakan bahwa para kaum muda terpelajar pada saat ini telah mengalami degradasi yang tajam dalam melakukan aksi-aksi perubahan, terutama jika dibandingkan dengan para aktivis di zamannya dan pada era-era sebelumnya.

Bagi Muslih, kaum muda terpelajar pada saat ini merupakan penguna utama media sosial popular seperti facebook dan twitter, dan cukup banyak dari mereka yang melakukan kritik sosial melalui media sosial tersebut terhadap berbagai kebijakan-kebijakan penting yang tidak memperdulikan kebutuhan hidup mayoritas masyarakat. Banyak juga kaum muda yang berperan aktif di dalam gerakan-gerakan perubahan seperti gerakan selamatkan KPK dari kriminalisasi oleh lembaga kepolisian, Gerakan Koin untuk menyelamatkan Prita Mulayasari dari kedholiman sebuah rumah sakit Internasional, dan banyak lagi gerakan perubahan penting lain yang dilakukan di media sosial yang banyak melibatkan kaum muda. (rls)