PEKANBARU, GORIAU.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau kembali mendesak Pemerintah Malaysia untuk memperjelas status pembangunan transportasi laut RoRo Dumai-Malaka. Rencananya Pemprov Riau akan membawa masalah ini ke Sosec Malindo, 1-3 Oktober 2014 besok di Malaysia.

Wacana yang telah digagas oleh tiga negara anggota IMT-GT (Indonesia Malaysia and Thailand Growth Triangle) telah menyepakati pengoperasian tranportasi laut, dengan kapal RoRo atau ferry dari Dumai-Malaka guna menghubungkan pulau Sumatera dan Malaysia.

Namun hingga saat ini, Pemerintah Malaysia belum juga merealisasikan pembangunan Pelabuhan Kuala Lingi. Sementara Pemprov Riau sudah sejak lama membangun di Dumai.

"Kita ingin mempertanyakan, apakah pihak Malaka masih ingin atau tidak melanjutkan," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Adizar kepada GoRiau.com, Selasa (29/9/2014).

Begitu juga dengan kapal, Pemprov Riau juga telah menyediakan RoRo untuk merealisasikan wacana yang telah digagas di dalam forum IMT-GT tersebut. "Kita tinggal melaksanakan saja, sementara Pemerintah Malaysia belum menjalankannya sama sekali," sambung Adizar.

Jika memang pihak Malaysia tidak serius melanjutkan wacana tersebut, Pemprov Riau tidak mempermasalahkannya. Karena sejauh ini, pelabuhan di Dumai tetap sudah dioperasikan. Dimana rute Dumai-Rupat telah dioperasikan setiap harinya.

"Kita hanya ingin memperjelas statusnya, karena wacana ini sudah dituangkan dalam IMT-GT. Jika memang tidak, kita tetap mengoperasikannya," lanjut Adizar.

IMT-GT telah menyepakati empat kesepakatan strategis yang akan direalisasikan pada tahun 2015. Salah satunya adalah pengoperasian tranportasi laut, dengan kapal RoRo atau ferry dari Dumai-Malaka guna menghubungkan pulau Sumatera dan Malaysia.

Diantaranya Pengembangan konsep pembangunan kota hijau, penetapan zona ekonomi khusus di wilayah perbatasan antara ketiga negara anggota IMT-GT, pengoperasian tranportasi laut, dengan kapal RoRo atau ferry dari Melaka-Dumai, termasuk pembangunan instalasi energi, sistem kelistrikan yang terintegrasi (interkoneksi) dari Melaka ke Pekanbaru, Provinsi Riau.

Beberapa analis mengatakan, sejak kelahirannya pada tahun 1991, forum IMT-GT salah satunya mengusung kerjasama pertumbuhan kawasan bidang ekonomi, utamanya untuk memaksimalkan pengelolaan sumber daya alam.

Kemudian infrastruktur, investasi, ekspor impor dan perdagangan yang terintegrasi antar kawasan, termasuk mengusung kesejahteraan masyarakat yang ada di perbatasan ketiga negara anggota IMT-GT. Sejak lebih 20 tahun kelahiran IMT GT, total investasi ketiga negara mencapai kurang dari Rp 90 triliun.***