PEKANBARU, GORIAU.COM - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) telah menyelesaikan Studi Penilaian High Conservation Value (HCV) atau kawasan bernilai konservasi tinggi di PT Riau Pulp and Paper (RAPP).

Studi penilaian HCV dihadapkan kepada 8 estate (wilayah). Diantaranya Baserah, Cerenti, Langgam, Logas, Mandau, Pelalawan, Teso dan Ukui. Ke delapan wilayah tersebut memiliki kelengkapan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) yang berbeda-beda.

Baserah sendiri memiliki Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) seluas 1.747,56 hektar. Dimana terdiri dari 1.590,98 hektar sungai dan sempadannya, kemudian KPPN sebesar 97,57 hektar dan Kepungan Sialang seluas 59,03 hektar.

Selanjutnya, estate Cerenti dengan luas KBKT 2.441,53 hektar, Estate Langgam seluas 844,11 hektar, Estate Logas seluas 3.531,38 hektar, Estate Mandau seluas 2.135,65 hektar, Estate Pelalawan seluas 14.285,25 hektar, Estate Teso Barat seluas 1.590,31 hektar, Estate Teso Timur seluas 2.640,40 hektar dan Estate Ukui seluas 1.853,25 hektar.

Berdasarkan hasil studi tersebut, Tim LPPM IPB yang diketuai Dr Ir Machmud Thohari, DEA mengeluarkan rekomendasi pengelolaan dan pemantauan untuk lahan yang dikaji.

Diantaranya melakukan pemasangan dan pemeliharaan papan informasi dan rambu-rambu KBKT. Mensosialisasikan kawasan yang teridentifikasi sebagai KBKT kepada seluruh pihak.

"Selanjutnya bekerjasama dengan pihak terkait seperti LIPI, BKSDA, Dinas Kehutanan, LSM dan masyarakat sekitar terkait pengelolaan dan pemantauan KBKT," kata Machmud dalam Konsultasi Publik II terhadap Studi Penilaian HCV pada Tingkat Uni Manajemen PT RAPP, di Hotel Premiere, Pekanbaru, Riau, Senin (26/1/2015).

Kemudian melakukan pemetaan areal di dalam KBKT yang fungsinya telah menurun akibat berbagai aktivitas dan merehabilitasi penutupan lahan di areal KBKT yang telah terganggu fungsinya dengan jenis-jenis flora alami setempat.

Tim studi terdiri dari beberapa tim ahli dari LPPM IPB. Diantaranya Dr Ir Machmud Thohari (ketua). Kemudian Tenaga Ahli Keanekaragaman Hayati yakni Ir Lukman Hakim dan Dr Ir Harnios Arie. Tenaga Ahli Jasa Lingkungan yakni Dr Ir Rachmad Hermawan dan Dr Ir Dwi Putro Tejo Baskoro.

Kemudian Tenaga Ahli Sosial, Ekonomi dan Budaya, Dr Ir Tutut Sunarminto dan Tenaga Ahli Manajemen IUPHHK-HT, Mohammed Nurhidayat. Ditambah 9 Asisten Tenaga Ahli dan 3 orang Tim GIS.

Hasil studi dari tim LPPM IPB menyebutkan bahwa cukup banyak lahan konservasi bernilai kualitas tinggi di Riau. Berdasarkan kajian yang dilakukannya, lahan tersebut harus dijaga untuk keseimbangan.

Direktur Kelestarian PT RAPP, Petrus Gunarso, memaparkan, selama ini pemerintah juga telah melaksanakan konservasi. Seperti hingga 30 juta hektar hutan lindung, kemudian hampir 20 juta hektar konservasi. Namun yang jadi pertanyaan, apakah semuanya itu terjaga dengan baik?

"Itu yang melatarbelakangi dan mendorong PT RAPP untuk melakukan upaya pelestarian lingkungan. Upaya ini full sukarela dari pihak perusahaan," ujar Petrus.

PT RAPP juga diberikan kesempatan untuk menanam. Namun tetap harus menjaga berbagai keseimbangan, baik dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. "Semuanya harus terintegrasi secara berkeseimbangan," paparnya.

Dirinya mencontohkan kondisi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) saat ini. Dimana hanya tersisa 15 persen yang bisa dimaksimalkan.

Tambahan wilayah yang diidentifikasi secara sukarela oleh PT RAPP dengan mengandalkan ahli-ahli dari berbagai perguruan tinggi inilah dijadikan acuan untuk memproteksi wilayah-wilayah yang boleh ditanam atau tidak oleh perusahaan.

"Artinya PT RAPP membantu pemerintah untuk ikut serta dalam pelestarian dan penerusan lingkungan. Tetapi tetap mengandalkan keseimbangan berbagai aspek," sambungnya.***