PEKANBARU, GORIAU.COM - Banyaknya kendaraan yang melebihi volume dan kapasitas angkut, serta penggunaan tekhnologi yang sudah ketinggalan zaman, membuat 1.000 kilometer (Km) ruas jalan utama di provinsi Riau berada pada kondisi rusak, dari total panjang ruas jalan Provinsi sekitar 3.033,32 Km.

Kerusakan ruas jalan berupa permukaan jalan amblas, aspal terkelupas, berlubang hingga bergelombang (tidak rata,red). Kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya biaya transportasi, serta mengurangi tingkat keselamatan, keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan.

Kepala Bidang Perawatan Dinas Bina Marga Provinsi Riau, Nopriman pada seminarnya merincikan, berdasarkan data kondisi terakhir pada 2014, dari total 3.033,32 Km, terdapat sekitar 515,22 Km atau setara 16,99 persen jalan Provinsi Riau dalam kondisi rusak ringan, serta 589,18 Km atau 19,42 persen dalam kondisi rusak berat. Jika ditotal jalan yang dalam kondisi rusak lebih dari 1.000 Km.

Dari angka itu mengindikasikan bahwa hanya 1.000 Km Jalan Provinsi dalam kondisi baik, dan 926,66 Km sisanya dalam kondisi sedang. "Salah satu sebab tingginya kerusakan jalan akibat terlalu banyaknya kendaraan bermuatan berat seperti truk pengangkut kayu dan minyak sawit mentah, sudah melebihi kemampuan toleransi jalan (overload)," paparnya.

Sementara Komite Litbang Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Riau, Syawal Satibi menilai, penyebab lain tingginya kerusakan jalan adalah akibat kurang optimalnya perencanaan pemerintah dalam pembuatan jalan, khususnya dalam penerapan teknologi yang dinilai ketinggalan zaman.

"Perlu teknologi mutakhir untuk percepat proses konstruksi jalan karena beban tonase kendaraan di Riau tak terkendali, sehingga itu perlu membangun jalan yang lebih permanen dengan memperkuat konstruksi tanah lunak terlebih dahulu. Sedangkan, teknologi yang digunakan sekarang ini tidak optimal," ungkapnya.

Akibatnya, sejumlah jalan di Riau hanya mampu bertahan kurang dari lima tahun. "Karena itu, ketika Pemerintah Provinsi Riau ingin meningkatkan pembangunan infrastruktur, maka harus memperhatikan karakteristik lahan gambut di Riau memerlukan perencanaan yang khusus. Karena tanpa itu, jalan aspal maupun rigid atau semenisasi berpotensi akan terus amblas bahkan patah," tukasnya. (had)