JAKARTA, GORIAU.COM - Kerjasama yang terjalin antara koorporasi, aparat pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan semakin baik. Meski demikian, kewaspadaan tetap harus dibangun mengingat ancaman kebakaran belum berakhir.

''Bagus. Kerjasama koorporasi seperti di Riau, dengan pasukan Manggala Agni, aparatur di daerah dan masyarakat untuk pengendalian kebakaran semakin baik,'' kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di sela Rapat Kerja Kementerian LHK di Jakarta, Selasa (3/3/2014).

Dia kembali mengingatkan agar setiap perusahaan harus memiliki SDM dan peralatan yang memadai untuk pengendalian kebakaran. Dia juga meminta perusahaan mengidentifikasi areal yang berpotensi konflik dan terdapat aktivitas masyarakat yang bisa mengakibatkan kebakaran. ''Perusahaan bisa menggandeng masyarakat dengan pola kemitraan agar kebakaran bisa dicegah,'' kata Menteri Siti.

Sebelumnya Siti memang menginstruksikan agar koorporasi untuk mengambil langkah lebih luas untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan. Siti meminta agar koorporasi tidak hanya menjaga konsesinya tetapi juga ikut membantu pencegahan kebakaran di luar wilayah kerjanya. Instruksi tersebut diharapkan berdampak pada tercapainya target bebas kebakaran skala besat tahun ini.

Siti mengingatkan berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG), iklim Indonesia bakal dipengaruhi el nino lemah, sampai Juni 2015, yang berdampak pada rendahnya intensitas dan frekuensi hujan di banding tahun lalu. Untuk itu, upaya pengendalian kebakaran tidak boleh mengendur.

Sejumlah provinsi juga masuk daftar sebagai prioritas untuk pengendalian kebakaran yaitu Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Riau .

Presiden Direktur Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Tony Wenas menyatakan perusahaan telah bekerja sama dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait dalam membantu pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan di Riau. ''Kami sudah membantu memadamkan api di area masyarakat pada 25 Februari lalu, di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis. Perusahaan mengerahkan 2 heli untuk melakukan 30 sorti water booming dan api sudah berhasil dipadamkan,'' ujar Tony Wenas.

Menurut dia, RAPP memiliki pusat komando untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan yang siap merespon potensi timbulnya api di seluruh HTI perusahaan dan lahan masyarakat di sekitar konsesinya. Upaya pengendalian termasuk pemantauan di darat dan udara, termasuk memonitor titik panas dengan satelit yang dikaitkan dengan teknologi FDRS (Fire Danger Rating System) guna memitigasi dan mendeteksi sedini mungkin bahaya kebakaran lahan.

Perusahaan akan meningkatkan cadangan air di kanal dengan mengatur tata kelola air yang menggunakan teknologi ekohidro guna pencegahan awal. ''Perusahaan juga menyiagakan 700 Tim Reaksi Cepat Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran termasuk 630 anggota Masyarakat Peduli Api (MPA),'' tambah Tony Wenas. (rls)