PEKANBARU, GORIAU.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau tengah mengembangkan perangkat lunak untuk pengawasan kebakaran yang mengombinasikan data dari Satelit NOAA, Terra dan Aqua.

Sistem ini akan bekerja dengan terus memperbarui (update) data. Dimana setiap titik panas yang muncul dapat diketahui keakuratannya.

"Baik sebagai sumber api kebakaran atau titik panas. Kemudian didukung dengan pencarian lokasi yang sangat spesifik.

"Dipadukan dengan peta konsesi industri yang diterbitkan langsung oleh Kementerian Kehutanan, serta lahan yang izinnya diterbitkan oleh Badan Pertahanan Nasional (BPN)," kata Kepala Bidang Pencegahan Bencana BPBD Riau, Mitra Adhimukti.

Namun yang menjadi kendala saat ini adalah sulitnya BPBD Riau mendapatkan peta konsesi lahan perkebunan kelapa sawit dari instansi terkait.

"Kekurangan dari program ini adalah belum adanya peta konsesi kebun kelapa sawit. Sudah sejak lama saya meminta ke dinas perkebunan, tapi mereka belum mau terbuka," katanya.

Hingga kini Dinas Perkebunan Riau belum terbuka untuk mendukung upaya pencegahan kebakaran. Akibatnya, pihaknya harus mendatangi instansi tersebut apabila ingin melakukan konfirmasi terkait dugaan kebakaran di areal kebun kelapa sawit.

"Kalau begini terus, setiap ada kebakaran di kebun sawit kita jadi bolak-balik jalan ke dinas perkebunan hanya untuk menanyakan status lahan itu. Saya juga heran kenapa mereka sulit sekali terbuka soal data ini," keluhnya.

Ia menilai penanggulangan kebakaran perlu didukung oleh semua pihak terutama instansi terkait di pemerintahan. "Setiap informasi yang didapatkan dari pemetaan lewat program ini juga untuk kepentingan kerja Posko Siaga Darurat Kebakaran," katanya.***