PEKANBARU, GORIAU.COM - Gubernur Riau Annas Maamun memiliki trik dan cara tersendiri dalam mengatasi persoalan kebakaran hutan dan lahan di berbagai daerah kabupaten/kota. Salah satu "senjata" ampuhnya adalah menekan para bupati untuk segera mengatasi masalah itu sesegera mungkin.

Informasinya, Annas bakal memotong "jatah" Anggaran Pendapatan dan Belanja Dearah Provinsi Riau untuk tiap kabupaten yang gagal mengatasi persoalan kebakaran hutan dana lahan.Dia juga telah meminta Kapolda Riau Brigjen Condro Kirono bersama Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman untuk turun langsung mengumpulkan para bupati, camat hingga kepala desa di daerah-daerah paling rawan terjadi karhutla seperti di Rokan Hilir.Alhasil, Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura terakhir hanya merekam sembilan titik panas dari ratusan "hotspot" sebelumnya."Upaya pemadaman titik kebakaran hutan dan lahan di Riau sejauh ini masih terus dilakukan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Said Saqlul Amri kepada pers di Pekanbaru lewat pesan elektronik yang diterima, Rabu (23/7/2014) malam.Data BPBD menyebut, sembilan titik panas yang terdeteksi oleh Satelit NOAA 18 itu tersebar di tujuh wilayah kabupaten/kota. Terbanyak berada di Kabupaten Indragiri Hilir yakni tiga titik, dan di Indragiri Hulu sebanyak dua titik.Kemudian di Kabupaten Bengkalis dan Kuantan Singingi serta Kota Dumai masing-masing terekam ada satu titik panas. Sementara itu di Kabupaten Rokan Hilir yang sebelumnya terdapat puluhan "hotspot" pada Rabu sore hanya ada tinggal satu titik.Titik panas (hotspot) merupakan hasil rekaman satelit dari suhu udara di atas 40 derajat celsius yang patut diduga sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan.Sepanjang 2014, di berbagai wilayah kabupaten/kota di Riau telah terjadi peristiwa tersebut, mengakibatkan sedikitnya 25 ribu hektare hutan dan lahan hangus dan menghasilkan asap yang mencemari ruang udara di sebagian wilayah.Dalam kasus ini, Kepolisian Daerah Riau juga telah berhasil menangkap dan menetapkan 189 orang sebagai tersangka diduga melakukan kejahatan kehutanan dan membakar lahan.Sebanyak 116 tersangka di tangkap saat melakukan aktivitas kejahatan kehutanan pada Januari hingga Maret dan sebanyak 73 lainnya ditetapkan sejak 5 April hingga 10 Juli 2014."Untuk jumlah tersangka kemungkinan bisa terus bertambah mengingat hingga saat ini perburuan oleh tim di lapangan masih terus dilakukan," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo. (fzr)