PEKANBARU, GORIAU.COM - Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Riau, Tarmizi Tohor terus menyuarakan untuk menjaga kesehatan bagi Jamaah Calon Haji (JCH), mulai dari keberangkatan, waktu pelaksanaan hingga saat kembali ke Tanah Air.

Karena kondisi, suhu dan cuaca di Arab Saudi sangat berbeda dengan di Indonesia. "Kesehatan menjadi perhatian utama Jamaah Calon Haji, kemudian pengetahuan dan mental," kata Tarmizi.

Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh jamaah haji Indonesia selama di sana.

Pertama, tingginya suhu udara dapat memicu kondisi mengancam. Simana suhu tubuh mencapai lebih dari 40 derajat celsius atau lebih (heat stroke), kemudian berpeluang dehidrasi dan severe fatique (kelelahan berat).

Artinya, suhu mencapai 40 derajat otomatis kelembapan rendah. Jamaah harus banyak minum air putih, makan buah, bawa handuk basah, dan yang utama makan makanan bergizi dan diimbangi istirahat yang cukup.

Kedua, waspadai dua penyakit yang saat ini tengah merisaukan dunia kesehatan, yakni MERS CoV dan Ebola. Untuk ebola kemungkinannya relatif kecil pada saat ibadah haji karena pemerintah setempat tidak memberikan visa untuk negara-negara Afrika Barat yang endemik ebola.

Ketiga, untuk MERS CoV, jamaah yang memiliki penyakit kronik diimbau untuk memeriksakan diri ke dokter masing-masing. Gunanya agar penyakit mereka dapat terkontrol.

Upaya ini dilakukan mengingat 60-70 persen pasien MERS CoV sebelumnya memiliki riwayat penyakit kronik. Kemudian saat berada di sana dan mengalami sesak nafas atau ganggguan pernafasan, langsung periksa ke dokter.***