Sumatera Barat - Provinsi Sumatera Barat memanglah surga wisata di Pulau Sumatera. Hal itu terbukti dengan banyaknya objek wisata, baik yang menyuguhkan panorama alam maupun peninggalan sejarah. Salahsatunya obyek wisata bangunan jam yang tahun ini tepat berusia 90 tahun yaitu Jam Gadang.

Tak kalah serunya, sensasi Jam Gadang jauh lebih mempesona ketika malam hari lho. Apa lagi sekarang banyak bermunculan warung kopi modern alias cafe di sekitaran Jam Gadang, anak-anak muda di Bukittinggi tampak ramai menghabiskan malam bertemankan Jam Gadang dan ribuan bintang-bintang di langit.

Berbicara mengenai ikon Kota Bukittinggi, tentunya kita harus tahu dong asal muasal bangunan jam yang merupakan peninggalan sejarah yang ada di Sumbar ini.

Dari segi penamaan, kata Gadang berarti besar. Sehingga, Jam Gadang dimaksudkan sebagai bangunan jam besar. Bangunannya menyerupai tugu setinggi kurang lebih 26 meter.

Dulunya, Jam Gadang merupakan hadiah dari Ratu Belanda untuk Sekretaris ( Controleur) Kota Bukittinggi yang bernama Rook Maker. Konon, Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan besi peyangga dan adukan semen, melainkan hanya dari oplosan kapur, putih telur, dan pasir yang dirancang oleh Yazid Rajo Mangkuto.

Ia merancang atap Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan di atasnya pada zaman Belanda berkuasa. Kemudian, saat masa pendudukan Jepang diganti berbentuk seperti rumah Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia, untuk ketiga kalinya atap Jam Gadang diubah menjadi bergonjong empat seperti atap rumah adat Minangkabau dan bermotif pucuk rebung.

Selain sejarah itu, yang menonjol dari Jam Gadang ialah misteri mengapa angka jamnya berhuruf Romawi tetapi penunjuk angka empatnya tertulis "IIII", bukan menggunakan angka Romawi yang lazim pada umumnya "IV".

Lebih menyenangkan lagi, dulu masyarakat dapat menikmati dan memandang suasan Kota Bukittinggi dari atas menara. Sayangnya, mengingat usia Jam Gadang yang sudah tua, kini tak sembarangan wisatawan bisa naik ke menara. Bagi yang ingin menikmati suasana Kota Bukit tinggi dari atas menara, mereka harus meminta izin tertulis.

Namun tak perlu khawatir, untuk menghapus sedikit rasa kecewa tak bisa naik ke menara Jam Gadang, anda bisa menyalurkan hobi berbelanja dan membeli oleh-oleh. Di pelataran Jam Gadang dan Pasar Ateh banyak penjaja souvenir maupun makanan khas Bukittinggi. ***