PEKANBARU, GORIAU.COM - Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, Joko Widodo - Jusuf Kalla diunggulkan atas pasangan Prabowo - Hatta Rajasa hampir di semua quict count. Hasil pengumpulan data yang diambil GoRiau.com, kemenangan Jokowi - JK hanya terpaut tipis.

Berdasarkan metode penghitungan cepat Lingkaran Survei Indonesia, Jokowi-JK meraih sebanyak 56,32 persen, pada Rabu pukul 13.36 WIB. Menurut data LSI, pasangan capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memperoleh 43,66 persen suara pada jam yang sama.

Perolehan suara tersebut merupakan hasil penghitungan cepat LSI pada Pemilu Presiden 2014 dengan jumlah suara masuk sebanyak 26,40 persen. Quick count dilakukan dari 2 ribu sampel tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di berbagai daerah di 33 Provinsi dengan batas kesalahan atau margin of error kurang lebih satu persen.

Pemilu presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yakni Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Masyarakat memiliki kesemapatan untuk memilih dengan datang ke TPS, yang mulai beroperasi pukul 07.00 WIB dan akan ditutup pukul 13.00 WIB.

Sementara itu, Harian Kompas melalui unit Litbang Kompas menggelar hitung cepat atau quick count Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. Hasil sementara hingga data masuk sekitar 50 persen, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul dengan perolehan suara 54,51 persen. Sementara itu, pasangan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa meraih suara 45,49 persen.

''Data masuk dari Indonesia Timur, ke Indonesia bagian tengah, lalu bagian barat," ujar General Manager Litbang Kompas, Harianto Santoso di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta, Rabu (9/7/2014).

Saat ini, data terus masuk dari Indonesia bagian barat. Menurut Harianto, perolehan suara dapat mulai stabil ketika data yang masuk telah mencapai 50 persen. Dalam proses hitung cepat Pilpres 2014, digunakan 2.000 sampel TPS yang tersebar di berbagai daerah dengan total sampel pemilih mencapai 786.000 orang.

Batas kesalahan atau margin of error dari hasil hitung cepat ini adalah lebih kurang 0,11 persen untuk sampel pemilih dan lebih kurang 2,2 persen untuk sampel TPS. Quick count ini adalah hitung cepat kesembilan kali yang diselenggarakan Litbang Kompas. Untuk menjaga independensi, seluruh pendanaan dibiayai sendiri dari anggaran PT Kompas Media Nusantara tahun 2014.

Hasil hitung cepat Kompas tergolong presisi dengan toleransi kesalahan di bawah 1 persen. Pada Pilkada DKI tahun 2012, rata-rata selisih dengan hasil akhir di KPU hanya 0,05 persen. Pada Pemilihan Umum Legislatif 2014 lalu, hasil quick count Litbang Kompas memiliki margin or error 0,16 persen dibandingkan hasil resmi KPU dengan tingkat kepercayaan 95 persen dari 1.991 sampel yang berhasil dikumpulkan.

Hitung cepat Kompas adalah upaya Kompas mendorong terwujudnya pemilu berkualitas. Dengan metode hitung cepat, hasil pemilu dapat dilihat pada hari yang sama. Proses hitung cepat yang dipercaya dan independen dapat dijadikan alat mengontrol dan mendorong hasil pemilu yang jujur dan adil.

Hal ini tak terlepas dari kontestasi politik era demokrasi di mana hasil pencoblosan kertas suara di bilik suara sering kali mengalami gangguan, distorsi, dan manipulasi dari berbagai pihak. Dengan kata lain, quick count mencegah terjadinya kecurangan dan menjaga hasil penghitungan suara bisa seperti apa adanya.

Hitung cepat ini bukan merupakan hasil resmi perhitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum. Hasil resmi Pemilu Presiden 2014 akan diumumkan KPU pada Agustus mendatang.

Sementara itu, dari survei yang dilakukan CSIS Indonesia bekerja sama dengan The Cyrus Network, pasangan capres yang diusung PDIP, NasDem, PKB dan PKPI itu unggul sementara 53,1 persen.

''Data masuk 67.20%. Prahara (Prabowo Subianto-Hatta Rajasa) 46.9% JokowiJK 53.1%,'' tulis CSIS dalam akun resminya di twitter.

Sebelumnya, Cyrus-CSIS merilis hasil Exit Poll Pilpres 2014. Dari pengumuman di twitter resmi The Cyrus Network menyatakan pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa meraih 42,15 persen.

Sedangkan Jokowi-JK meraih suara 45,17 persen. Ada selisih 3,02 persen bagi kemenangan Jokowi-JK dengan margin error 1,1 persen.

''Walaupun masih menunggu hasil perhitungan manual KPU, kita bisa bilang, mungkin Jokowi-JK yang memenangi Pilpres ini,'' kata Peneliti CSIS Philips J Vermonte. ***