PEKANBARU, GORIAU.COM - Sejak awal menjabat sebagai Gubernur Riau beberapa bulan lalu, Annas Maamun mengambil kebijakan memangkas anggaran-anggaran kegiatan yang dinilai hanya menghambur-hamburkan dana APBD Riau, seperti anggaran pelatihan, studi banding, perjalanan dinas dan lain-lain.

Namun ternyata, tidak semua pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau mendukung kebijakan Annas Maamun yang berpihak pada kepentingan publik tersebut. Buktinya, selalu saja ada pejabat Pemprov Riau yang berani menganggarkan dana untuk kegiatan-kegiatan yang dinilai hanya membuang-buang uang tersebut, sehingga Annas Maamun pun sudah berulang kali kecolongan.

Kini, mantan Bupati Rokan Hilir ini kembali kecolongan. Karena Selasa (26/8/2014), Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Provinsi Riau Said Syarifuddin dan rombongan dikabarkan berangkat ke Jerman. Menurut sumber GoRiau.com, ada belasan orang dalam rombongan Kadisbudpar Riau tersebut, termasuk para kepala bidang (Kabid) di Dispbudpar Riau.

Selain itu, juga ikut salah seorang anggota DPRD Riau. "Ada anggota Dewan juga, kalau tak salah Noviwaldi Jusman, yang dari Partai Demokrat tu," kata sumber tersebut, Rabu (27/8/2014).

Menurut sumber yang minta identitasnya disembunyikan itu, Kadisbudpar Riau dan rombongan ke Jerman untuk melihat tempat pembuatan piringan hitam, karena Dispbudpar Riau berencana mendokumentasikan sejarah dan budaya Riau, terutama sejarah dan budaya peninggalan Kerajaan Siak, ke dalam piringan hitam.

"Kabarnya tempat pembuatan piringan hitam itu hanya ada di beberapa negara saja, termasuk di Jerman, makanya mereka berkunjungnya ke Jerman," ujar sumber tersebut.

Bila benar rombongan Said Syarifuddin tersebut berjumlah belasan orang, maka biaya yang dihabiskan untuk kegiatan plesiran tersebut jelas sangat besar. Untuk biaya tiket pesawat saja sudah mencapai ratusan juta. Sebab, harga satu tiket pesawat dari Jakarta ke Berlin, Jerman pergi-pulang, sekitar Rp17 juta (Garuda Indonesia).

Selain itu, ada lagi biaya penginapan (hotel), konsumsi dan transportasi lokal. Semakin lama di Jerman tentu biaya penginapan, konsumsi dan transportasi lokalnya semakin besar. Di luar itu, pasti ada uang saku untuk masing-masing anggota rombongan.

Kadisbudpar Riau Said Syarifuddin, ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya Kamis siang, ternyata telepon selulernya tidak aktif. Konfirmasi melalui pesan singkat juga tidak ada balasan.***